(43) Kode untuk Bintang

3K 278 3
                                    

Selamat membaca

•••

Satu minggu ini Aiby dan teman kelasnya di sibukkan dengan ujian semester. Aiby berulang kali mengeluh pada Bintang membahas bahwa seluruh soal yang lelaki itu berikan terlalu melenceng jauh dari materi yang di sampaikan saat di kelas. Bintang yang mendapat protes seperti itu hanya mengelus dada, dengan sabar ia menjelaskan ulang saat gadis itu dengan sengaja menginap di apartemennya--beralibi bahwa apartemen Bintang terlalu nyaman.

"Ini si pak kulkas kasih kita soal kok kayak materi baru sih? Lama-lama gue angkat tangan aja nih ke kamera" gerutu Wenda. Aiby yang mendengar itu hanya cekikikan dibangku belakang.

"Heh mocil, monyet kecil jangan sok ya. Gue tau lo iya iya sama pak kulkas. Coba kasih contekan, pelit amat jadi manusia" sahut Tari saat tau bahwa Aiby tertawa di belakang Wenda.

Aiby mengangkat tangannya, membentuk peace, kemudian memperlihatkan hasil ulangan yang sama seperti mereka.

"Lo gak manfaatin banget sih By punya pacar kayak pak kulkas!" geram Rani menjitak kepala Aiby dengan gemas.

"Iya, ini bocil terlalu bucin kayaknya!"

Aiby hanya balas tertawa kecil sambil memperlihatkan percakapan antara dirinya dengan Bintang.

Teman kelas Aiby hanya menggelengkan kepala merasa aneh mengapa Bintang bisa sangat manis bersama Aiby. Menimbulkan praduga tidak baik yang muncul di otak kecil mereka.

"Lo pelet pak kulkas pake apa sih By kok bisa semanis madu gitu? Gue minta dong resepnya!" Tari menyenggol lengan kanan Aiby. Geisya yang melihat itu hanya menggelengkan kepala. Akibat tragedi pertengkaran Aiby dan Angga satu minggu lalu Geisya sedikit hati-hati menyinggung persoalan lelaki itu.

"Gue ini memang penuh dengan pesona. Jadi lo--lo pada gak usah ngiri. Dari lahir gue memang sudah cantik dan menawan!" ucap Aiby tertawa di akhir ucapannya. Teman kelas Aiby jawab dengan mendengkus kompak.

"Pak kulkas jalan ke sini guys. Bucinnya Aiby ini!" Wenda menyenggol lengan Aiby yang sedang bermain ular tangga di ponselnya. Mendengar nama Bintang Aiby langsung menoleh kemudian tersenyum lebar dan berdiri--menyambut si pangeran berkuda yang tampan namun sayang tidak kunjung memberi kepastian.

"Mau kemana pak?" sapa Aiby dengan senyum yang kelewat lebar. Teman-seperghibah Aiby yang melihat itu hanya berdecak pelan. Tidak heran karena Aiby ini mempunyai banyak wajah. Jadi manis asamnya tidak terlalu terlihat.

"Kamu sudah makan?" tanya Bintang balas tersenyum. Aiby kontan saja langsung menggelengkan kepala. Memperlihatkan raut semenggemaskan mungkin agar Bintang langsung mengajaknya lunch.

"Yaudah kita makan siang, kamu sudah selesai kan?" tanya Bintang lagi. Mendengar itu Aiby tersenyum lebar namun tak lama mendengkus kemudian memperlihatkan hasil ujian pada materi yang Bintang berikan.

Melihat nilai Aiby Bintang tidak bisa menyembunyikan tawanya. Apalagi melihat bagaimana raut kesal yang Aiby tampilkan. Sangat menggemaskan, membuat Bintang tidak bisa lagi menahan tawanya.

"Bucin, kenyang nih gue makan angin asmara" celetuk Tari yang mendapat anggukan dari teman Aiby yang lainnya.

"Angin kasmaran gampang buat kenyang Tar, lo mau makan di mana?" ucap Wenda mengode Bintang bahwa mereka juga ingin diajak makan.

"Lo maunya di mana? Di traktir kayaknya enak nih"

Bintang yang mendengar itu tertawa kecil apalagi melihat bagaimana raut wajah kesal yang di tampilkan oleh Aiby akibat ucapan yang teman-temannya lontarkan.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang