Akhirnya Sam bisa bernapas lega karena hampir 2 setengah jam ia berada di ruang meeting, rasanya Sam ingin membubarkan meeting sialan itu dan bertemu dengan Dea. Sam berjalan dengan langkah tegas ke ruangannya tapi tidak menemukan keberadaan Dea, mungkin Dea sedang di kamar. Dan benar saja dugaannya Dea berada di ranjang gadis itu tengah tengkurap dengan laptop yang masih menyala dan beberapa camilan di sampingnya. Sam mendekat dan duduk di pinggir ranjang memperhatikan wajah polos Dea saat tertidur pulas seperti ini.
Sam tersenyum tulus menatap Dea, tangannya menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik Dea lalu mengelusnya lembut.
Jika bidadari itu ada maka kamu lah bidadari itu. Batin Sam tersenyum.
Perlahan Sam mengangkat tubuh Dea menggendongnya ala bridal style dan membawa Dea ke memasuki mobilnya.
***
Dea sedari tadi merengek pada kedua orang tuanya, bagaimana tidak tadi saat di perjalanan pulang Dea sempat terbangun dan saat sampai di rumah Dea sudah di sambut dengan omelan Sarah dan Rose belum lagi kedua orang tuanya yang memaksa Dea untuk bertunangan dengan Sam lusa dan itu harus. Ini semua karena ulah Sam yang tadi sembarangan menciumnya dan mengatakan jika Dea adalah calon Nyonya muda keluarga Anderson.
"Sayang ayolah, hanya bertunangan tidak lebih."
Dea memandang Sam sekali lagi, Dea benar benar ragu.
"Mah walaupun cuman tunangan Dea tetep aja ngga mau ngecewain Om Sam, mama papa, mama Rose, juga papa Robert. Dea emang udah bisa nerima kehadiran Om Sam tapi Dea ngga cinta sama Om Sam Dea ngga mau nyakitin Om Sam dengan Dea nerima pertunangan ini.
Bukan hanya Sam tapi kedua orang tuanya juga sedikit tak menyangka ternyata ini alasan Dea, gadis itu takut menyakiti hati Samuel.
Sam tersenyum ia menggenggam tangan Dea dan mengelusnya lembut.
"Listen to me sweetheart, buka hatimu untukku maka kamu akan mencintaiku, dan kamu tidak akan menyakitiku."
Dea terdiam sejenak ia melepaskan genggaman tangan Sam dan memeluk pria itu.
"Dea cuma ngga mau nyakitin Om Sam, Om Sam itu udah baik walaupun nyebelin, mesum, pemaksa tapi Om tuh udah jagain Dea waktu mama papa pergi, Dea takut ngga bisa jadi tunangan yang baik buat Om."
Sam terkekeh ia mengelus rambut Dea. Keduanya masih sama sama dalam posisi berpelukan mereka melupakan empat orang yang sedang menatapnya penuh arti.
"Dengan kamu takut menyakiti hati Sam itu tandanya kamu sudah mulai mencintainya sayang. Tapi jika kamu menolaknya tanpa sadar kamu juga sudah melukai hati Samuel." Rose yang sedari tadi diam sekarang membuka suaranya.
Dea terdiam sejenak di pelukan Sam ia mengeratkan pelukannya dan mencerna ucapan Rose, tanpa sadar Dea tersenyum dan mengangguk samar. Dea memejamkan mata sejenak menarik nafas dalam-dalam dan hembuskanya pelan sebelum membuka matanya dan senyuman semakin melebar di bibir gadis itu.
"Dea akan coba terima pertunangan ini."
Semua tersenyum bahagia mendengar perkataan Dea bahkan Sam sudah tertawa terbahak bahak dan mengendong Dea lalu memutar mutarkan tubuh keduanya. Sam sangat bahagia sekarang.
Rose meringis melihat kelakuan anak tunggalnya ini.
"Sam kasian Dea nya pusing itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fanfiction"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...