4. Irene Sialan!

36.1K 2.6K 31
                                    

Dea memberenggut kesal saat Devan terus saja menertawakannya. Keduanya sedang berada di kantin, hanya berdua karena Kevin dan Lia pergi berkencan di roftop, sedangkan Candra ia sedang mengikuti rapat OSIS, terkadang Dea heran murid badung macam Candra bisa menjadi anggota OSIS.

"Come on Dev, he is handsome and very perfect. but he's so annoying."

"Biar gue kasih tau De, kalo lu terlalu benci sama orang, bisa jadi lu berubah cinta sama dia."

"Never"

"Kita kiat saja nanti honey. Lagian umur 25 ngga pantes lu panggil om. Ya minimal Kakak atau" Dev menggantungkan ucapnya ia menatap Dea dengan senyuman jahilnya.

"Mas..hahahahahahhhmmmppptttt" Dea membekap mulut Dev karena mereka menjadi pusat perhatian sekarang.

"Cuih, tangan lu bauk bangke." Dev menyingkirkan tangan Dea yang berada di mulutnya.

"Enak aja wangi ini."

"Cih."

"Hallo guys"

Dea dan Devan sama sama tidak memperdulikan gadis di depannya. Irene. Baik Dea maupun Devan keduanya tidak menyukai Irene karena gadis itu sangat terobsesi pada Devan Dea akui jika Devan memang tampan, sangat pantas jika Irene menyukai sepupunya ini tapi cara Irene yang cukup murahan membuat Dea maupun Devan kesal.

"Kak Dev nanti pulang sekolah sibuk ngga?"

Devan memutar bola matanya malas.

"Dev sibuk nanti pulang sekolah dia harus nganterin gue dulu." Jawab Dea ketus

Irene melirik Dea sinis, ia selalu bertanya apa hubungan Dea dan Devan tapi sama sekali tidak ada yang menjawabnya.

"Lu sebenernya siapanya kak Devan sih"

"Dea calon istri gue."

Dea tersenyum sinis karena jawaban Devan memang hanya sahabat mereka saja yang tau jika Devan dan Dea adalah saudara sepupu.

"Sekarang lu pergi! Jangan ganggu Dev lagi"

"Lu ngga punya hak buat ngusir gue!"

"Jelas gue punya. Gue calon istri Dev dan gua merasa terganggu kalo lu gangguin dia"

"Lo!" Geram Irene menunjuk wajah Dea.

Irene menatap Dea tajam, gadis itu lantas menyiramkan kuah bakso pada Dea.

"Argh" Dea menggerang sakit, kuah bakso itu panas tentu saja tangan Dea sedikit melepuh.

Dea mengalihkan pandangannya pada Irene, menjambak rambut Irene hingga kepala gadis itu mendongak, Devan hanya diam saja melihat Dea, pria itu tidak berniat memisahkan Dea dan Irene.

"Irene irene. Dengan lu yang selalu ngejar ngejar Dev, itu ngga akan ngebuat Dev ngelirik lu malah buat Dev semakin jijik sama cewek murahan kayak lu."

Irene menatap Dea nyalang seolah dirinya tidak takut akan tatapan tajam Dea.

"ALDEA HENTIKAN!"

Dea melepaskan jambakanya pada Irene ia menoleh ke arah pintu kantin, Sam berdiri di sana dengan wajah datarnya pria itu menghampiri Dea lalu menarik tangan Dea kasar menuju ruangannya.

Dea memberontak sakit karena Sam menarik pergelangan tangan Dea tepat pada luka melepuh akibat kuah bakso tadi.

"Om Sam lepasin!"

"Diam gadis nakal"

"Tangan Dea sakit!"

Sam menulikan pendengarannya, ia tidak perduli dengan rontaan Dea.

 Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang