Dea mendengus kesal, saat mereka sudah keluar dari mobil hingga memasuki rumah Dea, Sam terus saja melakukan kontak fisik dengannya. Ingin rasanya Dea meneriaki Sam, tapi Dea takut dengan tatapan ayahnya. Sebenarnya Dea sedikit risih karena tangan Sam melingkar erat di pinggang rampingnya.
"Om Sam, lepasin Dea gerah." Dea berbisik pelan pada Sam.
"Tidak mau."
Dea yang sangat geram, dengan keras ia mencubit lengan Sam hingga Sam memekik keras. Dea terkikik geli.
"Rasain."
Dea dan Sam tidak sadar jika orang tuanya memperhatikan interaksi mereka.
"Jahat!"
"Dih biarin. Kan udah Dea bilang, Dea itu gerah"
Sam ingin kembali memeluk pinggang Dea tapi kalah cepat dengan Dea yang pindah tempat duduk menjadi di antara Sarah dan Rose. Dea tersenyum mengejek melihat wajah kesal Sam.
Dasar pedofil gila. Batinnya mengumpat.
***
Dea bangun tidur seperti biasa, gadis itu langsung menuju kamar mandi, tidak membutuhkan waktu lama bagi Dea untuk menyelesaikan ritual paginya, ia dengan cekatan mencepol rambutnya dan menambahkan sedikit lip tint agar tidak terlalu pucat. Dea tersenyum menatap pantulan dirinya dari kaca.
Ia segera menyambar tas kuningnya dan berjalan cepat menuju ruang makan. Hari ini ia akan berangkat bersama ayahnya, ah Dea sangat bahagia sekarang.
Senyum Dea lenyap seketika saat melihat sosok pria menyebalkan yang sedang bercengkrama dengan ayahnya. Dea tetap berjalan dan berusaha tidak melihat pria yang tidak lain adalah Sam.
"Pagi pah" Dea mengecup pipi ayahnya.
"Selamat pagi sayang."
"Pagi mah." Gadis itu juga melakukan hal yang sama pada ibunya dan juga di balas dengan kecupan manis di kening Dea.
"Pagi juga honey"
Dea langsung mendudukan dirinya di sebelah Sarah.
"Mau sarapan apa?"
"Roti aja mah, tapi nanti Dea mau bawa bekel. Dua kotak ya mah."
"Dua kotak?" Sarah mengernyit binggung dengan permintaan anaknya.
"Iya, buat Dev itung-itung ucapan terimakasih Dea soalnya kemaren udah mau nganterin pulang."
Sarah hanya mengangguk paham.
Dea tidak tau jika salah satu pria disana sedikit tidak suka jika Dea perhatian pada teman laki-lakinya.
"Sayang papah minta maaf, papah harus keluar kota sekarang jadi papah ngga bisa nganterin kamu. Papah berangkat dulu sayang. I love you" Beni dengan buru buru mencium kening Dea sayang dan pergi begitu saja. Meninggalkan Dea yang menatap punggungnya sendu, ia kecewa karena tidak jadi berangkat bersama ayahnya.
Dea tidak selera lagi untuk makan, ia hanya meminum susu vanillanya dan pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan ibunya dan Samuel. Dea sangat kecewa sekarang.
"Sayang"
"Aldea"
"Samuel tolong susulin Dea ya,"
Sam mengangguk, ia menyambar roti yang sama sekali belum di sentuh di piring Dea dan memasukkannya ke dalam kotak makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fanfic"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...