"Selamat pagi calon suaminya Dea."
Sam terkekeh geli mendengar ucapan selamat pagi dari Dea. Dea tersenyum cerah pada Sam dan duduk di samping pria itu.
"Ada apa, tumben menyapaku seperti itu?"
Dea mengedikan bahunya acuh ia malah mengambil roti dan memakannya seperti biasa, Sam juga melakukan hal yang sama.
Setelah menghabiskan sarapannya mereka bergegas ke sekolah Dea menggunakan mobil biru kesayangan Dea karena mobil Sam sedang berada di bengkel.
Tidak memakan waktu lama, mereka sudah sampai di sekolah Dea, Dea mengernyit melihat mobil ayahnya yang juga terparkir di sana.
Papa di Jakarta tapi kenapa ngga pulang ke rumah?. Batin Dea bertanya tanya.
"Al."
Dea menoleh ke arah Sam yang sudah menunggunya, Dea tidak memperdulikan panggilan Sam gadis itu langsung berlari mencari keberadaan orang tuanya. Dea mengernyit melihat Beni dan Sarah yang sedang berbincang dengan kepala sekolah, tanpa pikir panjang Dea langsung menghampirinya dan memeluk lengan Beni.
"Astaga sayang. Pak Seno kita lanjutkan nanti."
Dea semakin mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang ayahnya.
"Kenapa ngga pulang?"
Sarah terkekeh, ia mengelus lembut rambut Dea.
"Maafin kami sayang, tadi kami terlalu lelah jadi nginep di hotel deh."
Dea melepas pelukannya dan menatap kedua orang tuanya sebal dengan tangan yang ia lipat di depan dada.
"Dea kan jadi kesepian di rumah."
Beni menatap jahil anaknya.
"Bukanya kamu sama Samuel eh?"
"Mana ada."
"Terus yang tidur di peluk Samuel siapa?"
Dea melebarkan matanya, sedetik kemudian pipi gadis itu juga memerah.
Sarah tertawa melihat wajah merona Dea.
"Jangan ngetawain Dea ih!"
"Oke oke. Lebih baik kita ke acara bazar aja, udah mulai dari tadi itu."
Dea mengangguk ia menggandeng tangan kedua orang tuanya menuju lapangan utama tempat dimana bazar di selenggarakan. Dea melihat teman temannya dan Sam yang sedang duduk di salah satu meja di pinggir lapangan, Dea tidak berniat menghampirinya ia malah berjalan menuju panggung dan langsung naik begitu saja.
"Ekhm tes tes tes, oke bagus. Hay semua."
Hay Aldea
Hay juga
Halo Dea
Hay sayangnya Devan.
Dea sedikit tertawa mendengar teriakkan Devan yang mendapat jitakan dari Sam di samping pria itu.
"Tolong Devano Dirgantara bisa temenin gue di sini?"
Devan dengan semangat bangkit dari duduknya dan menghampiri Dea di atas panggung.
"Apa?"
Dea menjauhkan mikrofonnya dan membisikkan sesuatu pada Devan.
"Oke guys, gue disini cuma mau kasih satu lagu buat someone yang sedikit spesial buat gue. Oh ya jangan lupa dateng ke stand gue, stand milenial"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fiksi Penggemar"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...