Dea menatap dirinya di pantulan cermin, gadis itu sudah tampil sangat cantik dengan dres selutut berwarna hitam dan make up natural tapi terkesan cantik dan elegan terlebih lagi rambut pirang Dea yang tergerai dan di buat bergelombang di ujungnya menambah kesan cantik pada gadis remaja itu.
Dea mengambil tasnya dan menuruni tangga, ia menghampiri Sam yang sudah menunggunya, pria itu juga menggunakan jas yang senada dengan dress Dea.
Sam yang melihat Dea langsung bangkit dan membantu Dea menuruni tangga, sebenarnya Dea sama sekali tidak kesusahan tapi entahlah.
Sam tersenyum memandang Dea, tanpa sadar tangannya sudah mengelus pipi Dea lembut, ia mendaratkan ciuman di kening Dea membuat Dea memejamkan matanya. Sam menjauhkan wajahnya ia beralih mencium punggung tangan Dea.
"Gorgeous" Ucap Sam berhasil membuat rona di merah di pipi Dea semakin memerah.
"Om Sam liat deh, Dea udah meleleh nih." Sam terkekeh mendengarnya.
Keduanya berjalan dengan bergandengan tangan menuju mobil Sam yang sudah terparkir di depan rumah Dea.
Dea tidak bisa duduk dengan tenang, ini pertama kalinya ia menghadiri acara pernikahan dan ia pergi bersama Sam. Lebih tepatnya Dea grogi padahal ini acara teman Samuel.
Sam yang melihat wajah gusar Dea tersenyum tipis, pria itu mengambil tangan Dea dan mengelusnya lembut sesekali mengecupnya.
"Kenapa?" Tanya Sam lembut tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.
"Dea grogi tau, rasanya pingin pulang aja lah."
"Kenapa grogi?"
"Ngga tau tapi Dea kayak ngga PD jalan sama Om."
Dea memperhatikan penampilan Sam, sangat menawan dengan kemeja putih, jas dan celana bahan yang berwarna hitam, dasi yang mengalung indah di leher kokoh Sam semuanya terasa sangat pas di tubuh tegap Sam apa lagi wajah pria yang lebih dari kata tampan. Dea membandingkan penampilannya dengan Sam sangat jauh berbeda.
Sam menghentikan mobilnya karena memang mereka sudah sampai di gedung tempat berlangsungnya resepsi pernikahan Roni.
"Liat." Sam menunjuk seorang wanita dengan gaun hitam yang sangat ketat memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan sangat jelas, bahkan belahan dadanya juga terlihat hingga buah dadanya hampir menyembul keluar.
Dea meringis melihat itu.
"Apa dengan memakai pakaian seperti itu baru kamu PD?"
"Mending Dea telanjang sekalian!"
"Ck, ayo turun anggap saja di dalam hanya ada kita berdua. Jika mereka berbicara buruk tentangmu jangan pernah dengarkan, oke?" Dea mengangguk mengerti.
"Dan ingat, jangan pernah pergi sendirian, bilang padaku maka aku akan menemanimu. Bajingan berkeliaran di dalam."
"Termasuk Om Sam." Santai Dea membuat Sam mendelik.
"Hey!"
"I'm kidding honey, don't be angry." Kata Dea sedikit terkekeh dengan mengelus rahang Sam.
"Terserah gadis kecil, ayo kita turun."
"Yang Gentle dong, bukain pintu buat ceweknya ah elah"
Sam terkekeh ia mengacak rambut Dea membuat Dea berteriak kesal.
Bego! Umpat Dea dalam hati.
Sam menurut saja, ia keluar terlebih dahulu dan memutari mobilnya membukakan pintu untuk Dea, Sam mengulurkan tangannya yang di sambut dengan gandengan oleh Dea, pria itu memberikan kunci mobilnya pada satpam menyuruhnya untuk memarkirkan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fanfic"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...