Sam mengerjapkan matanya saat merasakan sakit di lengannya yang terluka, ia membuka sedikit matanya ternyata Dea yang sedang mengganti perban dan mengoleskan krim di luka Sam. Sam tidak berniat bangun ia lebih memilih memejamkan matanya pura pura tertidur sambil menikmati sentuhan lembut dari tangan Dea.
"Lagi lagi gue ngrepotin orang. Sialan harusnya gue langsung pulang aja. Gue harus bilang apa nanti sama Om Sam. Bodoh banget sih lu de."
Sam menahan senyumnya saat Dea merutuki dirinya sendiri. Sam yakin sebentar lagi Dea akan kembali berbicara sendiri. Jantung Sam lagi lagi berdetak kencang karena Dea yang sedang mengelus kepalanya lembut.
"Om Sam itu kalo lagi diem gini gantengnya ngelebihin Lee min hoo tapi kalo matanya udah melek nyebelinnya ngelebihin si curut Candra. Tapi kalo marah lebih serem dari Dev. Coba aja ngga nyebelin, gue pasti udah klepek klepek."
Sam tidak bisa lagi pura pura tidur dengan cepat Sam menarik tangan Dea hingga Dea jatuh di atas tubuhnya dan memeluk Dea erat. Dahi Sam mengernyit heran kenapa Dea tidak memberontak dan mengumpatinya seperti biasa.
"Aldea."
"Iya."
Sam menyadari satu hal bahwa suara Dea sedikit bergetar, Sam melepaskan pelukannya ia segera duduk dan mengangkat Dea ke pangkuannya. Sam kembali memeluk pinggang Dea pria itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Dea.
Sebenarnya Dea sedikit takut dengan Sam mengingat tatapan dingin dan tajam Sam, belum lagi bentakan yang Dea terima dari Sam. Jika Dea di bentak Kevin atau Devan, tapi ini Samuel pria yang Dea kenal selalu tersenyum hangat padanya.
"Balas pelukanku Aldea."
Dea hanya menurut dan membalas pelukan Sam, ia takut jika menolak Sam akan kembali marah padanya.
"Lebih erat baby"
Lagi lagi Dea menurut dan mengeratkan pelukannya pada Sam. Sam juga ikut mengeratkan pelukannya.
"Kamu takut padaku sayang?"
"Eng-engga kok"
"Kamu tidak pandai berbohong."
Sam melepas pelukannya tangan Sam mengangkat dagu Dea. Sam tersenyum miris melihat wajah ketakutan Dea, apa Sam seburuk itu hingga Dea takut padanya.
"Don't be afraid of me baby. Am I scary that you are scared and don't want to see me like that?"
Dea menggeleng namun ia sepertinya masih enggan menatap Sam.
"Look at me please."
"Aku mohon tatap aku Aldea."
Dea tidak menatap Sam, ia malah menampik tangan Sam yang masih berada di dagunya dan memeluk tubuh Sam.
"Dasar pedofil gila. Kemarin marah marah dan sekarang mohon mohon. Om Sam punya kepribadian ganda ya."
Sam tertawa akhirnya Dea kembali menjadi Dea yang selalu mengumpati dan memakinya.
"Aku kira kamu akan takut dan tidak mau lagi mengumpati ku."
"Siapa bilang ngga takut. Dea takut banget tapi pas Om Sam mohon tadi Dea jadi ngga takut lagi. Maafin Dea ya ngrepotin Om lagi, sebenarnya Dea kemarin cuma ngerasa bersalah aja makannya ngga fokus dan hampir nabrak jembatan. Dan makasih juga udah mungut Dea di halte kemarin sama udah obatin kaki Dea." Ucap Dea tulus sambil terus memeluk tubuh Sam.
"Aku yang harusnya minta maaf sayang meninggalkanmu begitu saja dan membentakmu."
Sam merasakan jika Dea mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fanfic"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...