Dea melihat pemandangan di depannya jengah, hari ini adalah akhir pekan dan itu artinya hari ini adalah jadwal Sam dan Gavin menghabiskan waktu bersama.
Entah apa yang harus Dea lakukan saat ini. Tadi pagi pagi buta kesabaran Dea kembali di uji dengan tingkah Sam yang dengan seenak jidat membangunkan Gavin dan mengajak anak itu lari pagi. Jika hanya sekedar membangunkan Dea tidak masalah, tapi ini cara Sam membangunkan Gavin yang membuat Dea kesal setengah mati. Bagaimana tidak Sam membangunkan Gavin dengan cara ia yang loncat loncat di ranjang Gavin hanya karena Gavin yang sangat sulit di bangunkan.
Setelah pulang dari lari pagi, Sam kembali berulah. Ia bermain pasir di belakang rumah dan membuat jalan untuk mobil mobilan Gavin berakhir tubuh kedua pria itu di penuhi pasir. Kehadiran Gavin seperti menjadi mainan baru untuk Sam.
Dan siang ini setelah Gavin Dea mandikan, Sam malah mengajak Gavin mencuci mobil, tidak hanya mobil Sam tapi mobil kuning Dea pemberian dari Sam beberapa tahun lalu juga mereka cuci.
Dea lelah melihat tingkah ayah dan anak di depannya yang malah bermain air. Jika biasanya hanya membutuhkan waktu satu atau setengah jam untuk mencuci dua mobil maka ini butuh waktu lebih dari 1 jam.
Dea mendekati Sam yang sedang menembak Gavin dengan selang air.
"Itu kenapa Gavin jadi nangkring di kap sih?"
Sam tersenyum lebar memperhatikan Gavin yang sedang duduk manis di kap paling atas mobilnya.
"Mama, Gavin jadi Spiderman dan papa jadi mosternya. Ayo bantuin Gavin tembak monster"
Dea mengulurkan tangannya pada Gavin berniat untuk menggendong anak itu. Melupakan perut buncitnya.
"Ayo turun sayang, ini udah hampir dua jam kalian main air. Mama ngga mau kalau nanti Gavin sakit. Sam juga, udahan main airnya."
"Tapi monsternya belum kalah ma"
"Iya nanti kalian main di benteng dalem aja ya sayang."
Gavin tampak berfikir sejenak, kemudian ia menganggukkan kepalanya. Saat Gavin ingin menyambut uluran tangan Dea, Sam sudah lebih dulu mengambil tubuh kecilnya.
"Ih papa, mau sama mama." Kaki kecil Gavin bergoyang-goyang minta di turunkan.
"Gavin lupa? Kan Mama ngga boleh gendong Gavin dulu."
Gavin memandang Dea yang juga tengah tersenyum memandangnya.
"Iya ding, Gavin lupa kan di perut mama ada dedek bayi." Sam tersenyum, ia menggendong Gavin menuju rumah, ingin mengganti pakaian Gavin yang basah karena terkena air.
Dea menggeleng pelan melihat kepergian Sam dan Gavin.
***
Sam menghampiri Dea yang sedang duduk di ranjang dengan membawa segelas susu vanilla. Ia duduk di atas karpet berbulu dan menjadikan paha Dea sebagai bantal kepalanya setelah meletakkan gelas susu di meja nakas samping Dea. Sam mendongak menatap istri mungilnya.
"Apa?" Sam hanya menggeleng dan malah merebahkan kepalanya.
"Sam, aku ingin bicara serius kali ini."
"Bicara apa Al?"
"Bangun dulu coba, terus duduk sini." Dea menepuk sisi sebelahnya, Sam menurut ia bangun dan merubah tempat duduknya di samping Dea.
"Apa?"
Dea menghela nafas berat, ia mengambil tangan Sam dan menggenggamnya erat. Sam mengernyit heran, tidak biasanya Dea berbicara serius seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fanfiction"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...