34. Keangkuhan Seorang Aldea Hernandez

15.9K 1.1K 4
                                    

Dea maupun Sam memandang wanita paruh baya di depannya ini jengah, siapa lagi kalau bukan ibu dari siswa yang kemarin Dea pukul wanita itu datang ke sekolah dan langsung meminta agar pihak sekolah mengeluarkan Dea dan Devan dari sekolah ini karena sudah membuat anaknya terluka walaupun hanya luka ringan.

Devan menatap Dea lalu menunjuk wanita itu dengan dagunya mengisyaratkan agar Dea membungkam mulut wanita itu. Dea hanya mencebikan bibir nya, ia malah sibuk memandangi kukunya yang baru saja di cat. Bahkan Dea sama sekali tidak peduli dengan wanita yang terus menangis dan meminta pada kepala sekolah untuk mengeluarkan Dea dan Devan bagi Dea kukunya lebih bagus dari pada wajah mewek wanita di depannya.

"Anak saya terluka pak dan itu karena dua murid ini. Saya minta keadilan."

Dea mendengus kasar, lama lama panas juga kupingnya mendengar ocehan ibu ibu ini.

"Keadilan apa sih buk, keadilan apa yang ibu minta?"

Wanita tersebut berbalik dan memandang Dea tajam.

"Kamu dan teman laki laki mu ini sudah membuat anak saya terluka!"

"Apa kabar dengan sahabat saya yang masuk rumah sakit karena perbuatan bejat anak ibu hmm? Kalo anak ibu saya tuntun bisa tau." Balas Dea santai sembari menatap kuku kukunya.

"Anak saya anak baik baik tidak mungkin melakukan hal seperti itu!"

Dea berdecak pelan, gadis itu bangun dari posisi duduknya dan malah duduk di kursi kepala sekolah. Dea bukan lah gadis bodoh yang tidak bisa memutar keadaan, jika tadi Dea hanya diam saat wanita di depannya ini mengoceh tidak jelas maka sekarang Dea lah yang akan membungkam mulut wanita itu.

Dea menunjukkan rekaman CCTV yang menunjukkan 3 orang remaja yang seumuran dengannya sedang memutuskan rem kendaraan Kevin. Dea tersenyum puas saat wanita itu bungkam seketika.

"See, keadilan apa yang ibu minta? Anak ibu sendiri yang salah, dia membuat rem mobil teman saya blong agar dia bisa menggantikan posisi teman saya sebagai kapten basket. Ibu pikir aja gimana kalo temen saya luka parah? Saya tidak akan segan-segan membawa kasus ini ke jalur hukum. Oh ya satu lagi, ibu tidak bisa mengeluarkan kami berdua karena kami adalah putri dan keponakan dari pemilik sekolah ini." Ungkap Dea dengan menunjukkan wajah sombong dan angkuhnya.

Merasa tersudut wanita itu pergi begitu saja meninggalkan ruang kepala sekolah.

Katakan saja jika Dea gadis licik karena menggunakan kekuasaannya sebagai putri pemilik sekolah untuk melakukan apapun yang ia mau seperti masuk ke ruang CCTV tanpa ijin dan mengkopi rekamannya, mengeluarkan siswa siswi atau bahkan memecat guru, Dea tidak peduli. Yang Dea pedulikan adalah sekolahnya bebas dari hama dan orang orang menjijikkan.

***

Sam belum berniat meninggalkan sekolah Dea ia sekarang malah ikut duduk di roftop bersama Dea, Devan dan Candra, hanya mereka karena Kevin dan Lia belum boleh sekolah walaupun mereka memang sudah pulang. Sam terus memperhatikan Dea yang terus mengunyah, meniup dan meletuskan permen karetnya. Kadang Sam heran dengan Dea maupun teman temannya mereka tidak pernah ikut pelajaran tapi bisa naik kelas dengan nilai yang cukup memuaskan dalam seminggu Dea terkadang hanya masuk kelas satu atau dua kali itupun kalau gadis itu mau.

"Kita ke club gue aja lah." Celetuk Candra yang langsung mendapat tatapan tajam dari Sam.

"Siang siang ngapain di club, masih sepi."

"Gue mau pulang aja lah capek bet gue."

"Dea ke kantor Om aja lah."

 Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang