17. Novita dan Capcin Pinggir Jalan

21.5K 1.4K 13
                                    

Hari ini Dea tetap berangkat sekolah seperti biasa, ia juga di antar oleh Sam. Dan entah kenapa hari ini Dea ingin ikut pelajaran ia tidak ingin membolos seperti kemarin, bukan hanya Dea tapi teman teman Dea yang lainnya juga.

"Selamat pagi anak anak." Sapa guru yang barus saja masuk ke kelas Dea

"Pagi buk."

"Sebelum pelajaran dimulai, saya punya pengumuman buat kalian. Karena sebentar lagi kita akan menyambut hari jadi sekolah kita maka pihak sekolah mengadakan camping dan acara bazar."

Dea dan yang lain masih diam mendengarkan penjelasan guru di depannya ini.

"Untuk bazar akan di laksanakan lusa jadi besok kalian tidak ada KBM kalian menyiapkan acara bazar tersebut. Dan untuk kemah akan di adakan Minggu depan, masing masing kelas juga harus menyiapkan satu tarian tradisional untuk acara pensi. Ada yang punya ide untuk kelas kita?"

"Tari jaipong."

"Tari Kecak."

"Tari kolaborasi aja gimana?"

Semua menatap Dea, sedangkan yang di tatap hanya mengeluarkan cengirannya dan menyuruh semua teman di kelasnya untuk berkumpul di bangkunya untuk menjelaskan apa maksudnya.

"Ibu setuju. Bagaimana kalian?"

"Kami setuju buk!"

Dea tersenyum puas.

***

Dea menatap jari manisnya, ada sedikit perasaan aneh yang lagi menyusup di hatinya, Dea tidak tau perasaan apa itu karena ini pertama kalinya untuk Dea. Dea mengalihkan pandangannya ke arah Sam yang sedang serius dengan pekerjaannya dan jangan lupakan kaca mata yang menggantung di hidung mancungnya, Dea lupa ia belum menceritakan soal bazar dan camping yang akan di laksanakan lusa.

"Om Sam." Panggil Dea pelan

"Ya sayang."

"Lusa Om sibuk ngga, kalo engga Om dateng ke sekolah Dea ya, soalnya mau ada bazar."

Sam melepas kaca matanya dan menatap Dea.

"Oke."

Dea tersenyum.

"Sayang."

"Ya?"

"Aku dan kedua orang tuaku sudah bertekad akan mengadopsi Rafael."

Mata Dea melebar mendengar perkataan Sam.

"Om Sam serius?"

Sam mengangguk ia menepuk pahanya mengisyaratkan agar Dea duduk di pangkuannya, Dea hanya menurut ia duduk di pangkuan Sam dan mengalungkan tangannya di leher Sam.

"Aku akan menjemputnya nanti malam, kamu ikut?"

Dea mengangguk antusias ia mengecup bibir Sam singkat.

"Kenapa Om jadi tiba tiba mau ngadopsi Rafael?"

Sam tersenyum ia menyelipkan rambut Dea ke belakang telinga gadis itu.

"Karena aku pikir Rafael akan hidup lebih terjamin jika aku mengadopsinya menjadi adiku."

"Tapi bukannya Om akan sering pergi terus mama Rose, papa Robert juga jarang di rumah ya?"

 Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang