Dea tetap setia mengelus kepala Sam yang berada di pahanya, pria itu sudah tertidur pulas sejak setengah jam yang lalu. Dea tersenyum melihat wajah damai Sam tanpa sadar tangannya menelusuri wajah mulus Sam. Terkadang Dea heran dengan Sam, pria itu tidak pernah perawatan terapi wajahnya tetap bersih dan begitu halus.
Dea menunduk dan mencium kening Sam lembut, perlahan Dea memindahkan kepala Sam ke bantal, ia menarik selimut hingga sebatas leher pria itu.
"Mau kemana sayang?"
Dea kembali duduk di samping Sam, ia kira Sam sudah tertidur tadi.
"Ngga kemana mana, cuma mau beresin ini doang."
Sam bangkit dan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang, ia menepuk pundaknya mengisyaratkan agar Dea menyender di pundak Sam.
Dea terkekeh pelan tapi tetap menuruti kemauan Sam dengan ikut duduk di samping Sam dan menyandarkan kepalanya di bahu lebar Sam, tangan Dea juga melingkar sempurna di pinggang pria tampan itu.
"Bisa jelaskan sesuatu?"
"Sesuatu?"
"Hmm. Seperti kamu kemana? Dengan siapa?"
"Semalam berbuat apa." Sambung Dea menirukan sebuah lagu. Dea tergelak keras karena kebodohannya sendiri.
"Al, please."
Dea menghentikan tawanya dan menghadap Sam sepenuhnya.
"Huh, Dea ngga kemana mana kok, Dea juga cuman sama temen temen Dea aja."
Sam mengangguk paham sedetik kemudian tatapannya kembali sendu melihat jari manis Dea yang sama sekali tidak tersemat cincin.
"Apa.... apa kamu serius ingin membatalkan pertunangan kita?" Tanya Sam lirih nyaris seperti bisikan.
"Emang Om mau?"
Sam menggeleng keras tentu saja Sam tidak akan mau jika pertunangannya dibatalkan begitu saja.
"Dea tau Om ngga salah, tunggu Dea bentar ya Dea mau ambil sesuatu dulu."
"Mau kemana?"
"Cuman ke ruang tamu. Dea ngga lama."
Sam mengangguk, tapi ia juga sedikit bingung dengan ucapan Dea yang mengatakan jika dirinya tidak bersalah padahal sudah jelas jika Sam mencium Novita begitu panasnya. Sam menoleh saat merasakan ranjangnya bergerak. Ternyata Dea. Gadis itu duduk dengan memangku sebuah laptop di pahanya.
"Om Sam liat."
Sam memperhatikan dengan seksama awalnya hanya biasa saja, OB yang sedang membuat beberapa minuman. Tapi ia menajamkan penglihatannya saat melihat Novita yang masuk ke dapur dengan mengendap ngendap dan memasukan sebuah bubuk ke dalam minuman Sam.
"Jalang itu ngasih obat perangsang ke minuman Om, tapi dosisnya rendah jadi kalian ngga sampe kebablasan."
"Brengsek!" Umpat Sam merasa sangat marah dengan sekretarisnya itu.
"Dea udah bilang sama papa buat masukin dia ke daftar blacklist. Jadi dia ngga akan di terima di perusahaan manapun. Papa Robert juga udah mecat dia."
"Seharusnya aku yang memberikannya pelajaran Al. Tanganku sudah gatal ingin mematahkan leher jalang itu."
Dea terkekeh, ia menutup laptopnya dan meletakkannya di nakas. Sam mengangkat Dea kepangkuannya dan menangkup wajah Dea, pria itu menatap Dea tepat di manik coklat gadis itu. Sam tersenyum miris melihat ada sebuah kebohongan di mata Dea.
"Maafkan aku Al, aku benar benar menyesal tidak menuruti ucapanmu untuk memecat wanita itu." Ucap Sam dengan menundukkan kepalanya tapi tidak lama Dea mengangkat dagu Sam dan mengecup tepat di bibir pucatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
أدب الهواة"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...