49. Tanda Merah

22.2K 1K 6
                                    

Dea menggigit bibir bawahnya malu mengingat apa yang sudah mereka lakukan tadi malam, gadis itu memperhatikan wajah Sam yang sedang tertidur dengan lekat, tangannya yang bebas ia gunakan untuk memeluk pinggang Sam. Rasanya Dea tidak menyesal telah memberikan mahkotanya pada Sam, Dea mencintai Sam begitu juga Sam. Dengan nakalnya Dea mencium bibir Sam membuat Sam mengerjap pelan. Sam tersenyum kecil melihat Dea yang sudah berada di atas tubuhnya.

"Apa? Mau lagi?" Tanya Sam dengan suara serak khas orang bangun tidur. Dea hanya menggeleng dan mengecupi seluruh wajah Sam bertubi tubi.

"Al jangan sampai aku menerkamu lagi pagi ini." Dea terkikik geli melihat wajah Sam yang hampir frustasi ini. Dea mencium bibir Sam sekali lagi dan turun dari ranjang, saat ingin melangkah ke kamar mandi gadis mungil itu tiba tiba meringis merasakan sakit dan tertuduk kembali di ranjang.

"Apa masih sakit?" Tanya Sam dengan nada khawatir yang sangat kentara.

"Sedikit."

"Biar aku gendong, apa kita mau melanjutkan di kamar mandi?" Dea mendengus melirik Sam malas.

"Gendong aja"

Sam mengangguk, ia menyelipkan tangannya di lipatan paha Dea dan tengkuk gadis itu, Sam menggendong Dea ke kamar mandi dan meletakan Dea di dalam bathtub dengan sangat hati hati.

"Mandilah, jika sudah panggil saja."

"Dea cuman sedikit sakit ya, ngga lumpuh jadi ngga perlu sampe gitu." Sinis Dea membuat Sam terkekeh.

***

Lia dan Kevin memandang Dea heran karena cara berjalan Dea yang sangat tidak biasa itu.

"Dea!" Panggil Lia membuat Dea menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahnya.

Lia sedikit berlari ke arah Dea meninggalkan Kevin di koridor sekolah yang menatap keduanya jengah.

"Lu kenapa de? Itu juga kenapa pake syal? Lu sakit?"

Dea memutar bola matanya malas, ia sudah mengira pasti akan seperti ini. Dalam hati ia merutuki dan mengutuk Sam karena memberikan kissmark yang terlalu banyak di lehernya.

"Kerjaan Samuel brengsek!"

Lia mengerutkan keningnya bingung dengan maksud Dea, sedangkan Kevin sudah tersenyum senyum sendiri karena imajinasi liar di kepalanya tentang Lia di masa depan nanti.

"Sini ikut gue" Dea menggeret Lia menuju kamar mandi dengan Kevin yang ikut di belakangnya.

"Dea, Lia, Kevin!" Langkah ketiganya terhenti karena panggilan dari Devan.

"Tunggu!" Devan dan Candra berlari ke arah ketiganya.

Devan mengerutkan keningnya melihat Dea yang menggunakan syal, tangannya terulur untuk mengecek suhu badan Dea tapi di tepis oleh Dea.

"Gue ngga sakit." Ucap Dea begitu saja dan menggandeng tangan Lia melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.

Baik Lia, Devan, Kevin dan Candra terbelalak lebar melihat leher Dea yang lebih dengan bercak bercak merah. Bahkan imajinasi liar Kevin hilang entah kemana.

"Itu apa de?" Tanya Candra sengaja menggoda Dea.

"Ngga usah sok polos lu sialan! Lu juga pernah buat gini ke jalang lu kan?" Sinis Dea membuat Candra tidak bisa lagi menahan tawanya.

 Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang