11. Tawuran dan Kebohongan Dea

25.2K 1.6K 25
                                    

Sehabis makan malam dan mengantarkan Rafael ke panti, Sam dan Dea mampir ke minimarket terlebih dulu untuk membeli susu kotak kali ini untuk Dea sendiri, bukan untuk anak panti seperti tadi. Sam dengan gilanya membeli semua susu kotak rasa coklat favorit Dea bahkan ia dan Dea sempat berdebat karena Dea hanya meminta satu.

"Pria tua gila." Umpat Dea saat keduanya sudah duduk di mobil.

"Hanya padamu aku segila itu."

"Cih, pembual yang handal ya ternyata anda Tuan Samuel."

Sam terkekeh. Dea menatap Sam sinis ia kembali melihat depan dengan satu susu kotak di tangannya karena yang lain berada di kursi penumpang.

"Om Sam mau rasa?" Tanya Dea dengan menyodorkan susunya di depan mulut Sam.

"Boleh"

Saat Sam memajukan wajahnya dan ingin mencicipi susu Dea, gadis itu malah menarik kembali susu kotak itu.

"Enak aja. Beli sendiri." Dea tertawa puas. Sam ikut tertawa karena Dea.

"Aldea?" Tanya Sam setelah berhasil menghentikan tawanya yang hanya di jawab deheman oleh Dea.

"Kenapa anak semenggemaskan Rafael bisa tinggal di panti?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Sam membuat Dea sedikit sedih.

"Rafael itu anak dari hubungan di luar nikah, ibu Rafael meninggal entah karena apa Dea juga ngga tau, sedangkan keluarga Rafael ngga mau ngerawat Rafael karena mereka menganggap Rafael itu hanya aib dan mereka memaksa ayah Rafael untuk ngebuang atau nitipin Rafael di panti dan beberapa bulan kemudian setelah ayah Rafael nitipin Rafael di panti, beliau meninggal karena kecelakaan maut. Jadi Rafael yatim piatu"

"Jahat sekali kedua orang tuanya."

Dea menatap Sam lalu menggeleng.

"Orang tua Rafael ngga sejahat itu, seenggaknya mereka mau ngasih kesempatan untuk Rafael hidup dengan menitipkannya di panti, daripada Rafael harus menerima hujatan, cacian dan makian dari kerabatnya. Banyak kasus tentang hubungan di luar nikah dan menghasilkan anak, tapi mereka malah membunuhnya. Jadi Dea fikir orang tua Rafael tidak jahat, mereka hanya salah jalan mungkin kalau mereka menikah terlebih dahulu mereka akan hidup bahagia dan Rafael akan mendapatkan kasih sayang dari keluarga. Dan asal Om tau ayah Rafael menangis saat menitipkan Rafael, dan ayah Rafael juga sering mengirim uang, baju dan sembako untuk Rafael maupun anak panti lainnya. Mereka tidak jahat Om, mereka baik" Sam diam diam tersenyum mendengar penjelasan Dea yang panjang lebar itu, dalam hati Sam juga membenarkan apa yang Dea katakan.

Terkadang Sam tidak habis pikir dengan Dea, saat yang lain akan berkata jika orang tua Rafael jahat, Dea malah mengatakan jika mereka baik. Dea selalu saja memandang orang dari setiap sisi, bukan hanya dengan satu sisi.

Dengan sikap Dea yang seperti ini membuat Sam menjadi pria yang sangat beruntung jika ia bisa mendapatkan Dea.

"Aku salut denganmu dan teman temanmu"

Dea hanya tersenyum, ia merendahkan kursinya dan mulai memejamkan mata, Dea sangat lelah hari ini.

***

Hari ini Sam benar benar menjemput Dea, tadi malam setelah mengantar Dea pulang Sam juga ikut pulang ke rumahnya karena kedua orang tua Dea sudah di rumah. Sam tersenyum lembut saat Dea memasuki mobilnya, gadis itu terlihat sangat cantik saat menggunakan bandana, Sam baru menyadari jika Dea tampak lebih cantik saat rambutnya ia cat seperti ini.

"Selamat pagi Om Sam" sapa Dea sambil memasang sabuk pengamannya.

"Pagi juga Al."

 Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang