Mau mendengar sebuah cerita? Mendekatlah, akan ku ceritakan bagaimana bahagianya seorang gadis kecil bertemu dengan pria gila yang sialan tampan. Dan betapa takutnya ia saat melihat pria itu terbujur lemah dan tidak berdaya.
"SAMUEL TURUN. SARAPAN DULU!" belum sempat Sam membaca buku biru Dea, wanita itu sudah meneriakinya. Sam meletakan buku itu di atas meja kerjanya dan turun menghampiri istrinya sebelum wanita itu tambah marah marah.
"Good morning sayang" Sam tidak peduli jika ada Gavin yang duduk di meja pantry, ia tetap mencuri satu kecupan di bibir pink Dea.
"Sam!" Peringat Dea sedikit melirik Gavin yang untung saja tengah asik bermain dengan ikan cupang pemberian Kevin hingga tidak melihat kelakuan mesum ayahnya.
Sam terkekeh pelan, ia menghampiri Gavin dan memutar tubuh kecil itu dengan mudah.
"Selamat pagi papa" sapa Gavin ceria.
"Selamat pagi juga pangeran. Mau kemana hari ini?" Gavin mengerutkan keningnya, tidak biasanya sang papa bertanya seperti itu.
"Ah papa lupa, papa libur sampai 3 hari kedepan jadi papa bisa nganterin Gavin kemana aja." Mata bulat Gavin berbinar mendengar ucapan ayahnya.
Memang Gavin sangat jarang menghabiskan waktu dengan Sam kecuali hari Sabtu dan Minggu, kadang Gavin harus merengek dulu pada Dea agar mau mengantarnya ke kantor Sam hanya untuk melihat wajah ayahnya. Dengan senang hati Sam menghentikan pekerjaannya dan bermain dengan Gavin hingga anak itu tertidur.
Memang seperti itulah Sam, ia tidak ingin jika Gavin menjadi seperti Dea yang nyaris membenci kedua orang tuanya yang jarang sekali memberikan waktu.
Begitupun dengan Dea, walaupun sudah memegang salah satu butik milik ibunya Dea jarang sekali kesana dan mengerjakan pekerjaannya di rumah di temani Gavin.
Bagi Dea maupun Sam, Gavin adalah prioritas mereka.
"Gavin mau di anter ke sekolah boleh?"
"Boleh dong, tapi kalo mau sekolah kenapa masih pakai piyama, pasti belum mandi. Sekarang kita mandi bersama bagaimana?"
"NO!" Bukan Gavin yang menjawab, tapi Dea.
"Terakhir kalian mandi bareng Gavin jadi demam gara gara kelamaan. Kalian itu ngga mandikan malah main lempar busa? Perang perangan?" Dea menatap Sam sinis dan menggendong Gavin membawanya ke kamar untuk memandikan anak itu.
Dea tidak mau Gavin sampai sakit lagi karena terlalu lama berendam di bathtub. Dea sedikit kesal mengingat hari itu, dimana Sam mengajak Gavin mandi bersama. Parahnya Dea tidak ada di rumah, hingga saat Dea pulang ia mendengar suara tawa yang begitu keras dari dalam kamar mandi membuat Dea penasaran dan membukanya. Dea terkejut bukan main melihat apa yang terjadi di dalam, kamar mandi itu penuh busa dan jangan lupakan dua orang di dalamnya yang sama sama telanjang bulat dan sedang bermain lempar busa.
Dea menggeleng mengingat betapa tidak tahu malunya seorang Samuel Anderson hingga bertelanjang bulat di depan Gavin yang notabenenya adalah anak kecil.
Memang Gavin adalah anaknya dan mereka juga sama sama pria, tapi setidaknya, ah lupakan! Sam memang pria brengsek yang urat malunya sudah putus bukan?
"Mama nanti ikut sekolah kan?" Dea yang sedang menyabuni tubuh kecil Gavin pun mendongak dan mengangguk.
"Gavin kenapa? Ngga biasanya seantusias ini pas mau sekolah?"
"Iya soalnya ini hari pertama Gavin sekolah di anterin mama sama papa."
Dea mengangguk sambil terus menyabuni setiap inci tubuh Gavin, memang semenjak Gavin sekolah satu bulan lalu baru kali inilah Sam mau mengantar Gavin sekolah. Bukan karena Sam tidak mau. Lagi lagi tuntutan kerjaan, saat Gavin pertama masuk sekolah saat itulah Sam harus terbang ke Kalimantan untuk mengurus bisnisnya, pria itu baru pulang kemarin lusa dan langsung mengambil cuti hanya untuk menghabiskan waktu dengan anak istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fiksi Penggemar"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...