Disinilah Dea sekarang, sebuah cafe dengan seorang wanita bernama Raina. Tadi sebenarnya mereka hanya ijin untuk pergi selama satu jam tapi karena kenakalan Dea, keduanya sudah berada di cafe hampir 2 jam.
Mereka hanya bercerita kecil, Dea maupun Raina sama sama menikmati momen ini, apa lagi Raina, wanita itu dari dulu tidak pernah memiliki teman dekat perempuan.
"Kamu sudah berapa lama tunangan sama Sam?"
"Baru hitungan minggu sih kak, tapi Dea kenal sama Om Sam itu dua bulan lebih."
"Kata Liam suamiku, Sam bukan sosok yang mudah membuka hati."
"Cih omong kosong. Kalo kakak tau, Om gila itu yang udah ngejar-ngejar Dea."
"Gila?" Beo Raina bingung dengan kata gila yang Dea maksud.
"Ya gila, sakit jiwa, stress, he is very very crazy."
"Aku gila karenamu sayang."
Dea terlonjak mendengar suara bariton Sam.
"Loh pak tua, eh...maksudnya Om Sam kok bisa sampe sini? Itu juga suaminya kak Rain kok malah pada nyusulin sih."
Liam menyeringai kecil.
"Lupa dengan ucapanmu anak kecil? Satu jam. Dan kalian pergi berapa jam?"
Dea mendelik mendengar Liam yang mengatakannya anak kecil, sepertinya Dea harus menunjukkan KTP nya agar pria itu tidak seenaknya mengatakan dia anak kecil.
"Orang kita laper ya udah makan dulu lah, jadinya lama. Dan Dea udah besar ya enak aja bilang anak kecil."
"Oke sekarang kita pulang Al,"
Dea mengangguk pasrah, mereka berjalan pulang setelah berpamitan pada Liam dan Raina. Di perjalanan Dea tidak henti-hentinya berceloteh, entah apa saja yang Dea ceritakan. Sam tersenyum ia kadang menanggapi ocehan Dea.
"Dea itu seneng bisa kenal mereka."
"Aku juga senang bisa mengenalmu bahkan sampai bertunangan dan mendapatkan cintamu."
Dea menatap Sam dalam masih dengan senyuman lebar khas Dea. Gadis itu mengambil tangan Sam yang sedang tidak memegang kemudi dan menggenggamnya.
"Dea juga, walaupun Om itu nyebelin, suka mesumin Dea tapi ngga tau kenapa itu semua malah buat Dea makin sayang sama Om."
Sam tersenyum jahil, ia juga mengeratkan genggaman tangannya.
"Berarti kamu seneng kalo aku mesumin hmm?"
"Ih bukan gitu pak tua! Ngerusak suasana aja sih."
Sam tergelak keras, tangannya membawa tangan Dea ke depan bibirnya menciumnya lembut dan sayang.
"Kata kak Rain, Om itu sebelas dua belas sama kak Liam tapi kok aaaarrrrgggghhhh pasti mereka bohongin Dea."
"Bukanya aku sudah pernah bilang, aku seperti ini hanya padamu. Jika kamu menganggapku gila, aku hanya gila padamu."
"Melting nih Dea lama lama."
"Sudah, ayo turun."
"Loh rumah Dea ini mah."
"Memang."
Dea mengulurkan tangannya pada Sam.
"Apa?" Tanya Sam bingung
"Ih gendong, Dea lagi mager."
Sam tersenyum gemas, ia mencubit mengapit kedua pipi Dea dengan telunjuk dan ibu jarinya hingga bibir Dea mengerucut, Sam memberi kecupan kecupan kecil di bibir Dea membuat Dea terkikik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fanfic"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...