1. Hot Man

112K 4.1K 72
                                    

Ini sudah lebih dari setengah jam gadis itu menunggu mama nya yang sedang berganti baju. Dea menghela nafas kasar, ia melirik jam tangannya.

"Mah! Lagi ngapain sih?" Teriak Dea dari ruang tamu.

"Lagi ngalis honey, tunggu sebentar."

Ingin rasanya Dea membuang semua make up mama nya.

"Cepet mah!"

Tak ada balasan dari sang mama. Dea memilih keluar dan memanaskan mesin mobilnya dari pada gabut.

Lima menit kemudian Sarah -mama Dea datang dengan senyum khasnya.

"Cepet mah, Dea capek nunggu dari tadi."

Sarah tersenyum, ia masuk ke mobil dan mencium pipi Dea singkat. Rasanya ia begitu menyayangi anak semata wayangnya ini.

"Udah ayo jalan."

Dea mengangguk singkat dan menjalankan mobilnya menuju butik sang mama. Mama Dea memang seorang Desainer yang cukup terkenal dan sudah memiliki beberapa butik, salah satunya yang akan Dea datangi.

Dea memarkirkan mobil birunya di parkiran khusus pemilik butik, ia segera masuk dan mencari keberadaan mamah nya yang sudah masuk terlebih dahulu, tapi urung karena melihat beberapa koleksi dress yang terpajang di setiap sudut butik. Matanya terlalu fokus pada deretan dress di sana, hingga Dea tidak memperhatikan jalanya.

Bruk

"Awss, kalo jalan liat liat dong!" Maki Dea sembari berusaha berdiri dan menepuk nepuk pahanya.

Gadis itu mendongak, niat hati ingin memaki-maki malah urung karena tatapannya terkunci pada manik pekat pria di depannya.

Hot banget anjir. Batinnya berteriak.

Pria di depannya mengernyit melihat Dea yang malah bengong. Anehnya ada sesuatu yang sedikit berbeda saat menatap mata gadis itu. Tapi tidak berlangsung lama keduanya beradu tatap.

"Saya tau saya tampan, tapi jangan menatap saya seperti itu nona. Dan saya tidak akan meminta maaf karena ini bukan salah saya. Anda sendiri yang tidak memperhatikan jalanmu." Ucap pria itu lalu pergi begitu saja meninggalkan Dea.

Dea mengerjapkan matanya mendengar perkataan pria di depannya.

Ganteng-ganteng minus njir.

***

Dea, Devan, Kevin, Lia dan Candra berjalan mengendap-endap masuk ke dalam kelasnya. Devan menempelkan telunjuknya di bibir saat seorang siswa ingin berbicara, mata Dea sesekali melirik seorang guru yang sedang menghadap ke papan tulis.

"Aldea, Devano, Amalia, Kevin, Candra berhenti dan keluar, temui Bu Mirna di BK." Ucap Bu Safira tanpa mengalihkan pandangannya dari papan tulis.

Dea dan teman temannya mendesah kesal, tapi mereka tetap berjalan keluar menuju ruang BK.

"Padahal Bu Safir ngga liat kita tapi kok tau?"

Dea melirik Lia, ia memutar bola matanya malas.

"Mungkin dia pake mata batin." Celetuk Kevin asal

"Udah diem." Devan mulai jengah dengan ocehan tidak penting teman temannya.

"Stop deh." Candra tiba tiba berhenti dan berbalik menghadap teman temannya.

"Nih kita kok goblok banget ya, mau maunya di suruh Bu sapi buat ke BK. Mending ke roftop aja lah."

Dea dan Lia tersenyum senang, mereka mengangguk semangat dan dengan cepat berlari mendahului teman temannya.

 Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang