"jangan bawa ini"
"Ini juga"
"Apa ini, kain lap mau kamu pakai?"
"Jangan di bawa"
Dea memijit pelipisnya pusing dengan kelakuan Sam yang sedari tadi sibuk mengobrak abrik koper Dea yang sudah siap. Pria itu terus mengoceh dengan tangan yang tidak berhenti mengeluarkan baju baju yang menurutnya kurang bahan. Demi tuhan Dea ingin membunuh Sam saja rasanya, Sam yang membelikannya tapi Sam sendiri pula yang mencela.
"Itu yang beliin Om Sam sendiri!"
"Aku menyesal membeli dress sialan ini."
"Udah buruan, ini udah jam setengah sepuluh"
"Sudah."
Sam berjalan mendekati Dea dan duduk di samping gadis itu.
"Om Sam."
"Hmm"
"Ajak Erick sama Arkan dong" Sam sedikit bingung mendengar permintaan Dea.
"Katanya mau berdua."
"Iya tapi setelah Dea pikir pikir berdua doang sepi, lagian kalo ada Arkan sama Erick mereka bisa di suruh nyetir kita duduk di bangku belakang."
"Oke, aku akan menghubungi mereka."
"Biar Dea aja, kalo Dea yang ngomong mereka ngga akan nolak."
Sam berfikir sebentar sebelum memberikan handphonenya pada Dea yang diterima dengan senang hati.
"Hallo tuan"
"Erick ini Dea,"
"Ah nona, ada masalah serius nona?"
"Engga cuma mau bilang besok kamu harus ikut kita ke Jogja, kita berangkat jam 4 dan ngga nerima penolakan."
"Baiklah nona, saya akan bersiap."
"Oke,"
Dea kembali mengotak atik handphone Sam dan menelpon Arkan.
"Hallo"
"Hay Arkan ini Dea."
"Saya tau"
"Besok kamu harus ikut kita ke Jogja, jam 4 kita berangkat ya."
"Apa harus?"
"Harus ini perintah."
"Baiklah."
"Oke, selamat istirahat."
Senyum Dea mengembang lebar membuat Sam juga tersenyum. Gadis itu memberikan handphone Sam kembali dan tidak lupa mengucap terima kasih.
"Kita tidur sayang." Dea mengangguk, ia merebahkan tubuhnya seperti biasa, Sam akan menarik Dea mendekat dan memeluk gadis itu erat.
***
"Good morning everybody, princess Dea yang paling cantik, imut dan lucu udah siap."
Sam, Arkan dan Erick yang tadinya sedang duduk dengan membahas masalah bisnis menoleh seketika saat mendengar teriakan dari ratu di rumah ini. Mereka menatap Dea dengan pandangan yang berbeda beda
"Wow nona, you look so beautiful."
"Terimakasih Erick."
"Nona tampak lebih sexy"
Sam melirik Arkan dengan tatapan tajamnya, pria itu langsung menarik pinggang Dea mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fanfic"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...