Jika biasanya Sam yang akan terus menempeli Dea, sekarang Dea yang terus menempeli Sam. Sejak tadi malam Dea sama sekali tidak mau melepaskan Sam kecuali saat pria itu ke kamar mandi. Seperti siang ini, Dea terus memeluk Sam dan tidak membiarkan Sam pergi ke kantor. Dea memang hari ini libur karena besok sekolahnya akan mengadakan camping.
Sam tidak masalah dengan Dea yang seperti ini padanya.
"Sayang kamu tidak packing untuk besok?"
"Barang barang Dea ada di rumah mama Sarah, Om."
"Ya udah kita kesana sekarang."
Sam bangkit ia mengganti bajunya dan menggandeng tangan Dea untuk turun. Mereka langsung ke garasi karena Rose dan Rafael tidak ada di rumah.
Kening Dea mengernyit saat melihat mobil sport berwarna merah dan biru, Dea tau itu adalah mobil balap.
"Om Sam itu mobil balap siapa?"
Sam menghentikan langkahnya, ia sedikit terkejut karena Dea mengetahui jika mobil itu adalah mobil balap.
"Mobilku. Kamu tau darimana itu mobil balap?"
"Karena Dea pernah punya."
"Oh ya? Tapi di rumahmu tidak ada."
"Udah Dea jual. Kita masuk ntar Dea ceritain."
Sam mengangguk dan memasuki mobilnya. Dea tersenyum kecil mengingat kejadian beberapa tahun silam yang membuatnya harus kehilangan mobil kesayangannya.
"Kenapa di jual sayang?"
"Dulu Dea, Dev, Kevin itu suka banget balap mobil waktu kami masih kelas dua SMA, terus hari itu Dev di tantang sama orang buat balapan tapi orang itu curang, dia mensabotase mobil Dev dan berakhir Dev kecelakaan sampe koma selama 3 bulan setelah Dev sadar, Dea sama Kevin janji sama diri sendiri buat ngga balapan lagi. Dan demi melancarkan niat kami, kami memutuskan untuk menjual mobil itu."
Sam mengangguk paham.
"Kok Om punya sih."
"Aku sama sepertimu dulu."
"Om Sam pernah balapan mobil juga?"
"Iya tapi itu dulu saat aku SMA setelah aku kuliah dan menetap di Amerika aku tidak pernah lagi, tapi aku masih sempat menonton."
"Kenapa Om berhenti balapan?"
"Karena memenangkan balapan tidak semenyenangkan memenangkan hatimu sayang."
Bukanya merona Dea malah tertawa.
"Ngegembel aja sih dasar pedofil."
***
Malam ini Dea kembali ke suasana senang tapi kesalnya, senang karena Sam yang sudah pulang dan kesal karena Sam yang semakin gila dan posesif terhadapnya.
Dea mengurut pelipisnya pusing karena kegilaan Sam yang membelikan baju tertutup untuk Dea, jika hanya satu atau dua Dea tidak masalah tapi ini satu lemari, pria itu membongkar walk in closet Dea, mencari baju baju yang menurut Sam terlalu terbuka, memasukkannya ke dalam keranjang yang entah Sam dapat darimana dan menggantinya dengan baju yang lebih tertutup.
Semua itu berawal dari Dea yang sedang packing untuk besok dan Sam melihat baju baju yang akan Dea bawa, padahal baju yang Dea bawa adalah baju yang biasa ia pakai di rumah tapi Sam mengatakan jika itu terlalu terbuka.
"Come on Om Sam ini semakin larut astaga."
"Sayang sini."
Dea menggerang kesal dan menghampiri Sam yang sedang berkacak pinggang memandang semua baju Dea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]
Fanfiction"cinta tidak mengenal umur" "Dan cinta juga bukan paksaan" "Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" "Silahkan paksa Dea, Om Sam emang bakal dapetin Dea tapi tidak dengan cinta yang Dea punya. Inget Om cinta itu bukan paksaan, permintaan, obse...