8. Jangan Seperti Mariposa

30.3K 2.1K 32
                                    

Dea berulang kali mendengus kesal karena Sam, tadi pagi pagi buta Sam membangunkannya dan mengajak Dea lari pagi berhubung hari ini libur.

"Om Sam, Dea udah capek banget." Keluh Dea dengan menyeka keringatnya.

"Astaga Aldea ini baru tiga putaran."

"Baru tiga putaran!? Om ini tamanya luas banget, Dea ngga kuat lagi."

Sam mendelik melihat Dea yang malah duduk di jalan aspal. Astaga Dea seperti anak hilang.

"Aldea bangun" Sam menarik narik tangan Dea, tapi Dea tetap menggeleng ia sudah lelah.

"Oke oke, kita pulang tapi kita cari makan dulu."

Dea mengangguk ia mengulurkan kedua tangannya pada Sam.

"Gendong, Dea ngga kuat jalan sumpah Dea ngga bohong." Ucap Dea denga puppy eyes nya Sam tersenyum geli ia berjongkok dan menyelipkan tangannya di lipatan paha Dea lalu mengangkatnya. Dea mengalungkan tangannya di leher kokoh Sam dan menyandarkan kepalanya di dada pria itu.

"Nyaman banget sih" gumam Dea.

Sam kembali tersenyum mendengar gumaman Dea, dari sini Sam tau bagaimana cara mendapatkan Dea. Sam tidak akan memaksa Dea ia akan memperlakukan Dea dengan lembut. Dea memperhatikan wajah Sam, menurut Dea Sam lebih tampan jika dilihat dari bawah apa lagi saat ini Sam hanya menggunakan kaos biasa dan itu membuat Sam terlihat lebih muda.

"Mau makan apa?" Pertanyaan Sam membuyarkan lamunan Dea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau makan apa?" Pertanyaan Sam membuyarkan lamunan Dea.

"Kupat Tahu ajalah"

Sam mengangguk ia membawa Dea ke penjual kupat tahu dan menurunnya di salah satu kursi plastik. Dea terus memperhatikan Sam yang sedang memesan kupat tahu untuk mereka.

"Kenapa?" Tanya Sam dan duduk di samping Dea.

"Om Sam gini terus jangan nyebelin, pasti Dea jatuh cinta sama Om."

Sam tertawa mendengar perkataan polos Dea tangannya terulur mengacak rambut gadis itu.

"Jangan di berantakin!"

"Sorry Aldea,"

Dea mendengus ia membenarkan tatanan rambutnya.

***

Sam menurunkan Dea di sofa, dari taman memang Sam mengendong Dea hingga mereka sampai di rumah, tadinya Dea menolak tapi dengan sedikit paksaan akhirnya Dea mau.

"Om Sam capek ya?"

"Engga"

"Mau Dea ambilin minum?"

"Engga"

"Dea berat pasti ya?"

"Engga"

"Dea pijitin mau?"

 Crazy CEO and his Little Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang