Hinata melangkahkan kaki menuju ruang TV. Suasana pagi yang tampak hening, ketika Naru baru saja keluar dari kamar mandi. Lelaki itu kelihatan tenang menjelang shooting pertamanya di hari ini. Hendak lebih santai, ia pun memilih pakaian kasual. Sweter abu-abu berkerah dipadukan dengan celana jins berwarna hitam. Meskipun sederhana, namun tidak dapat menutupi ciri bangsawan dalam dirinya yang kerap mampu membuat banyak perempuan terkesima.
"Kau sudah siap?" sapa Hinata, kemudian ia berdiri menghampiri Naru. "Kita sarapan sekarang?"
"Uhm." Naru bergumam selagi dia merapikan kerah sweternya. "Ayo, perutku lapar." Hinata mengambil perlengkapan Naru di atas nakas sebelum ia menyusul langkah lelaki itu.
-----
Flavors adalah restoran prasmanan terbaik di Seoul karena pilihan hidangan yang sangat beragam pula dengan rasa lezat hampir pada keseluruhan makanan. Ada sashimi fresh dan juicy, rib dan beef steak empuk dengan bumbu meresap sampai ke dalam serta banyak pilihan dessert bar dan semuanya mouthwatering.
Restoran ini memiliki segalanya, benar-benar nikmat dengan pilihan berbagai hidangan besar. Mulai dari ikan segar, udang, lobster, kepiting dan tiram, disajikan ala Korea atau pun Italia.
Interior luar biasa, tata letak perabotan segalanya diatur apik. Nuansa cokelat tua, krem dan hitam mendominasi ruangan hingga menyebabkan buffet tersebut tampak mewah berikut dengan suasana nyaman.
Sembari menatap menu yang tersaji di atas meja, baik Naru maupun Hinata terus melepas senyum kepada para penyaji. Begitu membungkuk, mereka meninggalkan meja karena semua makanan telah siap dihidangkan.
"Wah, hotel ini benar-benar mengagumkan. Kau lihat? Aku bahkan bingung harus makan yang mana lebih dulu," tutur Hinata selagi matanya bergilir menatap ragam hidangan di atas meja. Berbagai makanan laut dan daging panggang tersedia. Ada pula kue tiramisu dan crepes dengan isian krim vanila sebagai hidangan penutup. Sementara Naru, sepiring pasta menjadi menu pilihan tetap bagi lelaki itu. "Tidak bosan memangnya terus-terusan makan spageti?" tanya Hinata sebelum ia meneguk air mineral dari gelas.
Naru memperhatikannya kemudian menggeleng. "Aku tidak suka makanan berminyak." ia menjawab seadanya.
"Ya sudah, biar kuhabiskan semuanya," imbuh Hinata semringah. Ia menjilat bibir saat hendak memilih hidangan pertama untuk dia nikmati. "Aku coba udangnya dulu," timpalnya lagi.
Sedangkan Naru, lebih tertarik untuk mengamati setiap gelagat Hinata. Lelaki itu bersusah payah menelan salivanya ketika melihat aksi Hinata yang sedang menggigit gemas bibirnya.
"Jangan berlebihan, apa mungkin baru pertama kalinya bagimu?" tanya Naru sembari masih mengamati.
"Ehm?"
"Maksudku makan hidangan semacam ini."
"Ya, memang." Hinata mengangguk cepat. Tentu saja aku harus bisa terlihat meyakinkan. Mustahil kalau gadis desa seperti Nako terbiasa dengan makanan mewah.
Hinata mengambil udang panggang berukuran cukup besar, ia memisahkan daging dari cangkang kemudian akan melahapnya. "Enak sekali, bumbunya pas," kata Hinata saat ia masih mencecap bumbu yang meresap ke dalam udang tersebut. "Kau harus coba, Naru. Ini sungguh, ehm... apa ya?" Hinata mencecap lagi setiap rasa yang memanjakan lidahnya.
Untuk apa dia terus melakukan itu? Naru mengoceh dalam benaknya. Ia membayangkan jika ternyata udang panggang itu adalah jenis pejantan, maka ia adalah udang pejantan yang beruntung karena dapat mencium bibir Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving with OCD Guy ✓
RomanceSiapa yang bisa menolak jika harus dihadapkan pada suatu kelainan aneh. Mengidap misofobia bukanlah keinginan Naruto. Tentu saja hal ini sangat mengganggu dan bertolak belakang dengan pekerjaan yang tengah dirinya geluti. Berkutat dengan kamera, lam...