Chapter 19

957 218 167
                                    

Suasana tenang melingkupi mereka di ruang pertemuan hotel. Ada Naru, Hinata, Itachi juga Sasuke di sana. Semuanya kelihatan serius meskipun tidak menimbulkan aura ketegangan. Naru menundukkan pandangan bersama jemari yang saling bertaut. Entah hal apa yang terlintas di dalam pikiran si rubah seksi, namun jelas tampak ia tengah dirundung tanya.

"Naruto," panggil Itachi. Namun tak jua menarik atensi lelaki berambut pirang itu. "Hei, Naruto!" Itachi menekan nada suaranya, hingga Naru pun sontak menengadah.

"Hem?" gumamnya seraya mengamati Itachi.

"Ada hal yang mengganggumu? Sudah sepuluh menit kau hanya seperti itu. Mau kapan lagi kita mulai rapatnya?" Itachi mendengkus.

"Maaf, ini salahku," tutur Naru selagi ia melirik Itachi. Ia menghela napas panjang kemudian menegakkan punggungnya sebelum bicara, "Ya sudah, kita mulai saja sekarang."

"Sebentar. Apa kita tidak menunggu Angela terlebih dulu?" sela Sasuke menunda lagi berlangsungnya rapat tersebut.

"Aku tidak mau, perempuan itu selalu seenaknya sendiri. Karena tak bisa datang tepat waktu, jadi kita harus menunggu dia, begitu?" protes Naru kesal, menunjukkan penolakan di wajahnya.

"Sasuke, kita tidak perlu menunggu Shion Angela. Dia sudah meneleponku, kemungkinan dia tidak bisa datang dalam rapat. Tapi apa pun keputusan yang kita peroleh, dia akan menyetujuinya." Itachi meluruskan praduga berbeda di antara mereka terhadap keberadaan Shion Angela.

"Baiklah, kalau itu keinginannya... apa boleh buat," ucap Sasuke sembari mengedikkan kedua bahunya. "Naruto, ini film pertamamu 'kan? Yang kutahu selama ini kau terus bermain peran pada sebuah drama." Lelaki itu menimpali lagi.

Naru mengamatinya, terdiam sejenak kemudian ia mengangguk. "Benar, ini film pertamaku. Kau sudah melihat informasi tentang proyeknya?"

"Romansa 'kan?"

"Romansa percintaan orang dewasa tepatnya," koreksi Sasuke.

"Apa? Kau tidak salah? Dewasa katamu?" Naru terkesiap dan lantas secara tak sadar membalas dengan suara tinggi. "Adegan ranjang? Aku tidak bisa!" Kata Naru tegas, melayangkan keberatan dirinya atas rencana Sasuke.

"Betul. Kau tenang saja, ini akting 'kan? Dan kau hanya perlu untuk terlihat natural. Aku ini temanmu, tahu kondisimu. Tidak mungkin juga aku membiarkanmu berada di situasi yang sulit. Tapi untuk adegan berciuman, kau harus benar-benar melakukannya sepenuh hati. Aku ingin orang-orang bisa terhanyut dalam kisah ini." Sasuke mengutarakan arahan yang nantinya wajib dipenuhi oleh aktor itu sendiri.

"Aku tidak setuju. Selama ini belum ada yang menuntutku Melakukan adegan sampai sejauh itu. Untuk adegan ciuman aku memakai peran pengganti. Sasuke aku tidak mengerti apa tujuanmu, tapi kalau kau masih menganggap aku sebagai temanmu. Maka tolonglah hargai diriku, jangan seenaknya meminta hal-hal yang jelas berat untuk kulakukan." Naru menentang dengan alasan terperincim, tak lama ia mendesah pelan dan bersandar pada punggung kursi.

Sementara Hinata yang semula terlihat diam, kini menahan atensinya pada Naru. Ekspresi di wajah lelaki itu menyuratkan kecewa bertepatan dengan kepasrahan. "Minumlah dulu," tawar Hinata lembut seraya memberikan botol air mineral.

"Terima kasih." Naru meneguk tenang air Mineral hingga napas kelegaan terdengar darinya.

"Begini, aku bukan bermaksud untuk ikut menentangmu, Sasuke. Tapi Naruto memang benar, dia tidak mungkin memenuhi semua kemauanmu. Aku yang sering bersamanya dan aku tahu bahwa itu adalah batas kesanggupannya. Kita tidak bisa mengambil risiko tinggi jika menyangkut keselamatan. Sentuhan berlebihan pada lawan main bisa membuatnya tiba-tiba ketakutan bahkan pingsan. Itu sebabnya kami selalu menyewa peran pengganti dalam situasi tertentu atau lebih intim." Naru mengangguk cepat, membenarkan pernyataan panjang lebar yang baru saja disampaikan oleh Itachi.

Loving with OCD Guy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang