Prolog (revisi)

97.9K 2.9K 86
                                    

Prangggg.......

Prangggg.......

Suara pecahan vas bunga terdengar membuat Athena semakin ketakutan. Arvel mengeluarkan semua emosinya, tidak hanya vas yang sudah pecah berkeping-keping melainkan semua barang di rumah sudah berantakan.

"Maafkan aku," pinta Athena dengan suara yang bergetar.

"Kau membuat Fiona keguguran." Teriak Arvel tepat didepan Athena.

"Aku tidak sengaja melakukanya." Athena kembali menahan sesak di dadanya. Ternyata janin dalam perut Fiona tidak bisa selamat. Athena merasa bersalah sekarang.

"Tidak sengaja maupun sengaja, tetap saja kau telah membuatnya keguguran." Arvel menendang guci keramik disebelahnya.

"Kau tau? Aku sangat menantikan anak itu, tapi kau sudah menghancurkan semuanya." Tubuh Arvel sudah tidak kuat lagi berdiri, tubuhnya langsung luruh ke lantai.

Athena yang mendengar itu tak kuasa menahan tangisannya. Tapi, dia juga tidak tau semua ini akan terjadi. Athena berjalan menghampiri Arvel dan memegang bahunya.

"Ak--aku." Belum sempat Athena melanjutkan kata-katanya. Arvel langsung memotongnya.

"Aku tidak butuh penjelasan darimu. Dan mulai sekarang jangan coba-coba menyentuhku!" Arvel langsung menyingkirkan tangan Athena yang berada di bahunya.

"Kau bahkan lebih menjijikkan dari seekor anjing." Lanjut Arvel, Athena memejamkan matanya mendengar penuturan Arvel tadi.

"Maafkan aku." Athena tak tau lagi apa yang harus dia katakan pada Arvel.

"Maaf mu tidak akan bisa mengembalikan janin yang ada di kandungan Fiona." Sarkas Arvel yang muak dengan kata-kata itu.

"Aku masih berbaik hati kepadamu dengan tidak memasukkan mu ke dalam penjara, kalau saja mommy tidak membelamu tadi, jangan harap kau akan hidup dengan tenang."

Athena tidak takut masuk penjara, karena ini juga adalah kesalahannya. Lebih baik dia masuk penjara, daripada dia merasa dihantui dengan kesakitan saat Fiona jatuh.

"Aku sungguh membencimu bitch. Sungguh aku sangat menyesal telah memberikan cintaku padamu dulu." Arvel langsung meninggalkan Athena.

Athena langsung memeluk kakinya menenggelamkan wajahnya di tumpukan tangannya. Tangannya terulur memegang kalung pemberian Arvel.

Apakah secepat ini Tuhan mengambil kebahagiaannya? Bahkan Arvel belum sepenuhnya mencintainya. Benar ternyata, kebahagiaan itu semu. Tidak, sekarang Athena harus melewati ini semua. Athena tidak sepenuhnya salah, Fiona juga yang memaksanya melakukan hal itu.






••••••••••

Gimana prolog nya?
Sudah menggambarkan cerita ini atau belum?
Semoga kalian suka cerita ini
Jangan lupa vote, comment, dan share!!!
Bye👋

Aku ucapkan banyak terimakasih yang sudah mau membaca cerita ini

03 September 2020

Please Don't Hate Me (Proses penerbitan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang