"Baiklah mommy memaafkan mu."
Athena langsung tersenyum mendengar itu, akhirnya Alia memaafkan Arvel. Melihat kedekatan Alia dan Arvel membuat Athena kembali teringat dengan ibunya, dia merindukan Althena.
"Benarkah mom?" Arvel masih tidak percaya. Arvel ingin sekali memeluk Alia, tapi dia takut Alia tak mengizinkannya. Dia mengurungkan niatnya itu dengan diam sambil menatap Alia dalam.
"Kau tak mau memeluk mommy?"
Arvel memeluk Alia, dia sangat senang bisa mendapatkan perilaku hangat Alia kembali. Dia akan sangat berterima kasih kepada Athena, gadis itu bisa menyatukannya lagi dengan Alia. "Arvel mencintai mommy, jangan marah lagi."
Mereka sudah pulang untuk menyiapkan kebutuhan untuk besok, begitupun Athena dan Arvel yang juga akan packing barang-barang mereka. "Ini juga? kau akan membawa hoodie ini, Ar?" Tanya Athena saat mengangkat beberapa hoodie Arvel.
"Iya, sini biar aku."
Athena beralih untuk menyiapkan kebutuhan Archio dan langsung memasukkannya ke dalam koper. "Eum.... aku boleh bertanya sesuatu?" Dia tampak ragu saat ingin menanyakan sesuatu kepada Arvel.
"Tanya saja."
"Bagaimana dengan nyonya Fiona?"
"Dia sementara tinggal di apartemen dulu."
"Apa dia tahu kalau kita akan pergi?" Athena hanya takut Fiona merencanakan sesuatu yang berbahaya lagi, atau bahkan mengancam keselamatan Archio. Apalagi jika Fiona tahu dia semakin dekat dengan Arvel, pasti wanita itu tidak akan terima.
"Tidak."
"Baiklah kalau begitu."
"Lebih baik kita tidur," ujar Arvel.
"Aku cuci muka dulu." Athena melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, dia juga ingin buang air kecil. Setelah selesai dia menghampiri Arvel yang sudah terlebih dahulu tidur, saat dia sudah merebahkan tubuhnya, Arvel langsung menariknya ke dalam dekapannya.
"Terima kasih untuk semuanya," kata Arvel sambil mencium kening Athena. Dia sangat terbantu tadi, akhirnya Athena bisa membuat Alia memaafkannya. "Karena mu sekarang aku dan mommy sudah baik kan," lanjutnya.
"Sama-sama."
"Aku menyayangimu."
Ucapan Arvel membuat Athena langsung mencium bibir Arvel dengan tiba-tiba, dia mengumpat dalam hati, bagaimana bisa dirinya seberani ini? Dia sangat malu sekali, tindakan itu terjadi secara tiba-tiba. Pasti setelah ini Arvel akan mengejeknya atau bahkan membuatnya malu setengah mati, dasar memang bodoh.
"Ternyata kau agresif juga." Arvel terkekeh geli melihat tindakan Athena, sekarang gadis itu sudah tidak polos lagi seperti dulu dan itu semua terjadi karenanya. "Kalau mau cium bilang!" Belum sempat menjawab--- dia langsung menyambar bibir Athena, hal yang ditunggu-tunggu akhirnya dia dapatkan sekarang.
Beberapa jam kemudian....
Athena sudah bangun dan habis mandi, dia hanya mengenakan handuk yang menutupi tubuhnya. Kakinya berjalan berjalan mendekati Arvel yang masih bergelut dengan selimutnya. "Arvel bangunlah, kita hampir terlambat." Dia terus menepuk pipi Arvel dan menarik selimut yang Arvel gunakan, pria itu masih nyenyak tidur.
"Lima menit lagi."
"Ayolah Ar, kau membuat kita terlambat nanti. Lebih baik aku pergi dengan Archio saja dan kau di rumah," balas Athena mengancam pria itu. "Ayo Arvel! Aku tidak mau bicara denganmu lagi jika kau tidak bangun dalam hitungan ke 3."
Arvel yang mendengar itu membuka matanya. "Iya, sejak kapan kau menjadi cerewet?" Nyawa Arvel masih belum terkumpul seluruhnya. Dia masih ingin tidur dan mimpi indah, tapi Athena menggagalkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
Chick-Lit(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...