Keesokan paginya, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Alia sedikit bingung karena baik Athena dan Arvel sama-sama belum bangun. Dia berinisiatif untuk membangunkan mereka. Saat memegang gagang pintu kamar, ternyata Arvel tidak menguncinya. Alia pun ke kamar dan kaget ketika melihat Archio sudah bangun, tetapi Arvel dan Athena masih nyenyak dengan tidurnya seraya berpelukan. Karena tak tega melihat Archio yang sudah bangun, dia menggendong dan membawanya keluar."Lho, Arvel dan Athena mana?" tanya Sean yang berada di ruang keluarga.
"Mungkin semalam baru membuatkan adik untuk Archio, jadi mereka belum bangun." Ucapan Alia berhasil membuat Sean dan Selena melongo. Dia juga berpikir kalau semalam Arvel dan Athena langsung berusaha membuatkan adik untuk Archio.
Di sisi lain, Athena terbangun karena merasa ada beban di tubuhnya. Dia menoleh ternyata itu tangan Arvel. Seketika Athena teringat Arvel yang mengizinkan dirinya tidur satu tempat tidur. Agak aneh, tetapi demikian yang terjadi.
Tanpa ingin pusing memikirkan sikap Arvel semalam, Athena langsung mencari keberadaan Archio, tetapi nihil. Archio tidak ada di tempat tidur. Dia panik sendiri, bahkan hal itu sampai membuat Arvel terbangun karena dirinya terus bergerak.
"Kenapa kau ini?" tanya Arvel sebal.
"Itu ... itu."
Arvel tak paham dengan ucapan Athena. Dia baru saja bangun, tetapi sudah melihat tingkah aneh Athena. "Itu itu apa?" Dia ikut khawatir, karena sejak tadi Athena seperti sedang mencari sesuatu. Akhirnya Arvel terduduk dengan muka bantal. "Kau ini kenapa, hah?"
"Archio," jawab Athena.
Arvel melirik ke sampingnya. Kenapa dia baru sadar kalau Archio tidak ada? Anak itu tidak ada di tempat tidur, padahal semalam tidur di tempat tidur bersamanya. "Kenapa diam saja? Biar aku cari di bawah."
Arvel berlari ke luar kamarnya dengan masih telanjang dada. Bagaimana bisa Archio tidak ada di kamar? Mata Arvel menelusuri setiap sudut mansion, dan tepatnya di ruang keluarga sudah ada Alia, Sean, dan Selena yang sedang bercanda dengan Archio. "Mommy!" panggil Arvel.
Mereka menoleh ke arah Arvel dengan tatapan yang sulit diartikan. Tentu saja hal itu membuat Arvel heran, kenapa mereka malah tersenyum jahil ke arahnya? Bahkan tidak ada yang bersuara sama sekali setelah dia datang. Enggan menanggapi, dia langsung merebut Archio dari Alia.
"Bagaimana tadi malam?" tanya Sean kemudian.
"Baik-baik saja. Kenapa memangnya?" Arvel tidak mengerti dengan yang dibicarakan Sean. "Bahkan sangat nyenyak, hal tidak penting seperti itu kenapa ditanyakan? Memang tidak jelas kau, Kak!"
"Lancar buat adik untuk Archio?"
Damn! Ternyata itu yang dimaksud mereka. Arvel diam seribu bahasa. Mereka semakin menggodanya saat melihat dirinya dalam keadaan bertelanjang dada. Kenapa dia baru sadar kalau belum memakai baju atasan? Demi menghindari pertanyaan serupa, Arvel segera menuju kamar.
Athena melihat Archio yang sudah berada di dalam gendongan Arvel, merasa sangat lega. "Syukurlah," kata Athena saat Archio baik-baik saja. Dia mengambil Archio dari gendongan Arvel.
"Archio mandi denganku." Arvel kembali membawa Archio lalu pergi ke kamar mandi tanpa mendengarkan persetujuan dari Athena.
Athena memasrahkan Archio pada Arvel. Dia percaya pada pria itu. Setelah menyiapkan pakaian untuk Archio, Athena memutuskan untuk membantu menyiapkan sarapan. Sudah ada Alia dan Selena yang menata makanan di meja makan rupanya. "Pagi, Mommy, Kak Selena."
Mereka menoleh melihat Athena yang baru datang. "Lho, Archio mana?" tanya Selena yang tidak melihat Archio bersama Athena.
"Mandi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
Chick-Lit(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...