Sudah dua hari Fiona dirawat, kini dia sudah diperbolehkan pulang. Tentu saja itu membuat Fiona sangat senang, dia sudah tidak tahan lagi berlama-lama di rumah sakit.
"Sudah semuanya?" Tanya Fiona yang masih melihat Arvel membereskan keperluannya selama di rumah sakit.
"Iya, kau ingin pulang ke rumahmu atau tinggal bersamaku?" Tanya Arvel, sebenarnya ia hanya takut kalau Fiona memilih tinggal bersamanya. Fiona akan bertemu Athena.
"Kalau di rumah sepi, jadi aku mau tinggal bersamamu saja." Fiona turun dari ranjang rumah sakit.
"Baiklah."
Mereka keluar dari ruangan Fiona dirawat.
Saat sudah sampai di parkiran, Josep sudah menunggu mereka. Semoga saat Fiona bertemu Athena semuanya akan baik-baik saja.
"Ini supir baru?" Arvel hanya mengangguk, sedangkan Josep bingung dengan perkataan Fiona tadi.
Mereka sudah sampai di mansion, Robert selaku satpam baru membukakan pintu gerbang mansion. Fiona takjub melihat bangunan mewah yang dilihatnya.
"Kau membeli mansion baru?" Tanya Fiona yang masih belum mengalihkan pandangannya dari mansion Arvel.
"Iya, kau suka?"
Fiona mengangguk dengan cepat, "sungguh sangat indah."
Saat baru memasuki mansion, Arvel memeluk pinggang Fiona. Ia bisa melihat belasan maid yang ia pekerjakan beberapa hari yang lalu. Arvel mengajak Fiona menuju kamar tamu.
"Kau ingin sesuatu?" Tanya Arvel dan Fiona memandangnya dengan wajah yang berbinar.
"Bolehkah? Aku sekarang ingin makan ayam panggang dan juga kentang goreng."
Arvel memanggil maid untuk datang ke kamar Fiona.
"Anda butuh sesuatu sir?" Maid itu datang.
"Buatkan ayam panggang dan juga kentang goreng!" Maid itu mengangguk.
"Baik sir, saya permisi." Dia pergi dari kamar Fiona.
•••••••
Semenjak Arvel memarahinya kemarin, Athena enggan mengucapkan kata yang tidak penting. Emma sudah berkali-kali memintanya untuk bercerita, tapi respon Athena diluar dugaan. Iya, Emma sudah kembali kemarin.
Walaupun Athena tidak menceritakan apa-apa padanya, tapi Emma tau semuanya dari Josep dan Alia. Kenapa bisa Alia? Karena Alia meminta Emma agar mengawasi Athena.
"Athena makanlah, dari kemarin malam kau belum makan apapun." Emma kini membujuk Athena.
"Athena tidak lapar." Athena pura-pura sibuk dengan bermain bersama Archio.
"Kau tidak boleh seperti ini terus Athena, ingat kau ada Archio. Percayalah kalau tuan Arvel dan nyonya Fiona akan memaafkan mu." Emma duduk disebelah Athena.
"Kau harus kuat Athena, walaupun tuan tidak mempercayaimu tapi nyonya Alia percaya," lanjut Emma.
"Aku membuat Arvel dan nyonya Fiona kehilangan anak mereka," lirih Athena yang kembali mengingat kejadian itu.
"Tidak Athena, jangan terus menyalahkan dirimu sendiri." Emma memeluk Athena.
"Tapi itu kenyataanya." Air mata Athena kembali keluar.
"Dengarkan ibu Athena! Semuanya sudah terjadi, kau hanya perlu mengambil pelajaran dari kejadian kemarin."
Apa yang dikatakan Emma benar, Athena tak boleh lemah seperti ini. Kalaupun Fiona membunuhnya ia akan terima itu, karena Athena akan melakukan apapun untuk menebus semua kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
Literatura Feminina(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...