"Arvel?" Gugup Max melihat Arvel bersama Elian.
"Kak Arvel?" Ashley pun juga tak menyangka nya.
"Kalian?" Arvel tak menyangka jika aunty dan uncle yang dimaksud Elian adalah Ashley dan Max.
"Kau datang?" Max tampak kaget melihat Arvel, dia harus tenang sekarang.
Arvel mengerutkan keningnya, kenapa Max sangat gugup saat berbicara dengannya?
"Iya, kenapa memangnya?" Arvel belum melepaskan genggamannya di tangan Elian.
"Sini sayang." Ashley menyuruh Elian untuk berada didekatnya.
"Uncle, tolong lepaskan tanganku," kata Elian. Dia berusaha menarik tangannya dari genggaman Arvel.
Arvel menatap Elian. "Kau bersama uncle saja, uncle dan aunty mu itu tidak becus menjagamu." Entah apa yang sedang dipikirkan Arvel sampai mengatakan hal itu. "Siapa anak ini? Apa kalian punya saudara yang memiliki anak kecil?"
Tentu saja pertanyaan Arvel membuat Max dan Ashley tak tau menjawab apa.
"Dia anak temanku," jawab Max cepat.
"Siapa nama temanmu itu?" Tanya Arvel lagi.
Max dan Ashley menelan ludahnya kasar, apa yang harus dia katakan?
Arvel beralih menatap Elian yang tampak ketakutan. "Hai jangan takut, uncle tidak akan menyakitimu. Sekarang katakan kepada uncle siapa nama orang tuamu?" Arvel mensejajarkan tubuhnya dengan Elian.
"Nama orang tuaku At---" belum sempat melanjutkan kata-katanya.
Max langsung memotongnya. "Namanya Atteo, kau tidak mengenalnya karena dia adalah teman Ashley saat SMA."
Elian menatap Max tak mengerti.
"Oh, kalian lanjutkan lah obrolan kalian yang tertunda tadi. Aku pinjam anak ini sebentar."
Ashley dan Max memandang satu sama lain, sedangkan Arvel sudah membawa Elian pergi.
"Hai Arvel, jangan membawanya!" Teriakan Max tidak dipedulikan oleh Arvel.
••••••
Arvel baru saja mengobrol dengan Edward, dia melangkahkan kakinya menuju toilet untuk buang air kecil. Di toilet itu hanya ada anak kecil, mungkin usianya sekitar 4 tahunan.
Dia tak memperdulikannya, Arvel melakukan tujuan pertamanya masuk kedalam toilet. Setelah selesai Arvel ingin mencuci tangannya, dan menaruh ponselnya didekat nya.
Arvel masih melihat anak itu yang juga mencuci tangan dengannya, Arvel hanya bisa melihat wajah anak itu dari samping.
Merasa semuanya sudah selesai Arvel langsung pergi keluar dari toilet."Uncle!" Arvel mendengar suara anak kecil yang entah memanggil siapa?
"Tunggu uncle!" Arvel tak merasa jika anak itu memanggilnya, tapi lama-kelamaan Arvel sedikit mendengar langkah kaki seorang yang berlari.
"Uncle!" Arvel mengehentikan langkahnya, dia berbalik. Melihat anak yang di toilet tadi berada didepannya.
"Kau memanggilku?" Tanya Arvel, anak itu mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
أدب نسائي(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...