Ponsel di sebelah Arvel berbunyi, membuat sang empunya melihat nama si penelepon yang mengusiknya pagi-pagi. Ternyata Taylor sekertarisnya. "Ah, mengganggu saja!" gerutunya karena terganggu dengan telepon dari Taylor.
"Hello, Sir."
"Ya, kenapa?"
"Saya hanya hanya ingin menyampaikan undangan untuk menghadiri pesta dari Mr. Smith."
"Batalkan saja! Atau kau bisa menggantikanku." Rasa malas membuat Arvel tidak ingin menghadiri pesta itu. Dia masih tidak enak badan. "Aku ingin beristirahat satu hari," lanjutnya.
"Maaf, Sir, tapi Mr. Smith ingin Anda sendiri yang datang karena ini berkaitan dengan kerja samanya dengan Anda."
Arvel mendengkus sebal. "Baiklah, jam berapa undangannya?" Tak ada pilihan lain, Arvel harus menghadiri pesta itu. Kerja sama ini sangat menguntungkannya, ditambah dia bisa dengan mudah memperluas jaringan perusahaan di seluruh dunia.
"Jam tujuh malam, Sir."
Arvel langsung mematikan panggilannya sepihak. Belum sempat menaruh ponselnya di meja, ponsel itu kembali berbunyi. Dia menghela napasnya, ternyata Alia yang menelepon kali ini. "Halo, Mom. Ada apa?" tanya Arvel yang sudah mengangkat panggilan itu.
"Nanti kau harus datang ke pesta Smith."
"Iya, Mom, nanti aku datang."
"Ajak Athena juga!"
Perintah Alia membuat Arvel terdiam. Bagaimana bisa dia membawa jalang itu ke pesta bersamanya? Athena tidak akan ikut dengannya. "Tidak, Mom! Arvel pergi sendiri saja," tolaknya. Walaupun Fiona sedang berada Paris, dia tidak akan pergi bersama Athena.
"Mommy bilang sekalian ajak Athena. Dia itu istrimu!"
"Arvel tidak bisa, Mom."
"Kau menolak keinginan Mommy, Arvel?"
"Fine! Tapi hanya untuk kali ini saja, Mom." Mau tak mau, Arvel harus menuruti perintah Alia. Ibunya itu selalu saja mengancamnya. Meski demikian, Arvel tidak punya keberanian untuk melawan sang ibu.
"Dia istrimu, jangan lupakan hal itu!"
"Itu terpaksa, Mom."
"Tidak bisakah kau mencoba membuka hatimu untuk Athena? Kalian berdua itu sudah terikat dalam sebuah janji satu sama lain."
"Maaf, Mom, Arvel tidak bisa. Walaupun Athena sangat baik, tapi hati Arvel hanya untuk Fiona." Sampai kapan pun, perasaannya tidak bisa dibohongi. Selama bertahun-tahun Fiona yang menempati hatinya, lalu dengan mudah Alia mengatakan untuk melupakan Fiona demi gadis asing yang bahkan belum dia kenal? Sangat mustahil!
"Athena jauh lebih baik daripada Fiona, Arvel."
"Fiona juga gadis yang baik, Mom."
"Mommy tidak peduli! Yang terpenting sekarang, ajak Athena ke pesta."
"Baiklah." Arvel tak bisa membantah perintah Alia. Lebih baik dia menurut daripada nanti Alia tahu jika Fiona tinggal dengannya. Dia meletakkan ponselnya sambil memijat pelipisnya karena pusing. Bagaimana bisa dia mengajak Athena ke mall untuk membeli dress?
Baru jam sembilan pagi, lebih baik dia mengajak Athena pergi sekarang. Lagi pula hanya membeli sebuah dress saja, dia hanya mengantarkannya setelah itu pulang. Semakin cepat semakin baik, mood-nya masih sangat bagus pagi ini.
Sementara itu di sisi lain, Athena sedang mengambil piring-piring kotor di meja makan. Arvel masih berada di meja makan, dia sekali-kali melirik Arvel.
"Bersiap-siaplah, Bitch!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
Literatura Feminina(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...