Athena tidak bisa tidur, sekarang giliran Elian yang demam. Untung saja demam Archio sudah turun.
"Mommy, dingin," gumam Elian, dengan cepat Athena pun mengeratkan selimut yang dipakai Elian.
"Iya sayang, apa masih dingin?" Athena mengelus rambut Elian.
Ini sudah jam satu malam, tapi Elian belum mau tidur. Sudah sangat malam untuk membawa Elian ke rumah sakit.
"Iya mommy." Suara Elian terdengar parau, Athena pun semakin tak tega. Demam Elian lebih parah dari demam Archio kemarin.
Jika Athena membawa Elian ke rumah sakit, bagaimana dengan Archio? Apa Athena harus meninggalnya sendirian? Ya, Anne. Mungkin Athena akan meminta bantuan ke Anne.
Untung saja Athena dan Anne bertetangga, Anne juga tinggal di apartemen sebelah Athena. Dia sudah menghubungi Anne, Athena sudah tidak ada pilihan lain.
"Mommy."
Athena langsung menatap Elian khawatir. "Iya sayang?" Athena sudah tak tau harus apa? Dari tadi Elian tidak ingin makan apa-apa.
"Kepala Elian pusing mommy."
Dengan cepat Athena langsung mengelus kepala Elian. "Kita akan ke rumah sakit sayang, tunggu sebentar. Setelah aunty Anne datang kita akan pergi ke rumah sakit."
Elian hanya menurut, tidak seperti Archio yang tak mau pergi ke rumah sakit.
"Athena." Anne pun datang dengan tergesa-gesa.
"Maafkan aku Anne, sudah merepotkan mu." Athena mengambil jaket Elian dan memakaikan nya.
"Tak apa Athena, kau pergilah! Aku akan menjaga Archio."
Athena memakai jaketnya.
"Kau akan pergi ke sana naik apa? Sangat susah mencari taksi di jam seperti ini."
Athena menggendong Elian. "Kalau tak ada taksi, aku akan berjalan kaki Anne. Aku pergi dulu."
Anne mengangguk.
Dan sialnya cuaca saat ini tidak mendukung sama sekali, angin kencang dan salju sudah mulai turun. Athena mengeratkan pelukannya ke Elian. Mata Athena melihat sekelilingnya, tidak ada taksi sama sekali. Bahkan jalanan sangat sepi.
"Mommy dingin." Athena kelimpungan sendiri, dia hanya bisa memeluk Elian.
"Sebentar sayang, peluk mommy! Mommy akan berlari." Athena berlari melewati salju yang terus turun malam ini.
Persetan dengan semuanya, yang terpenting dia cepat sampai di rumah sakit. Athena meneteskan air matanya, jarak apartemen dengan rumah sakit sangat jauh. 1,8 km Athena harus berjalan, semoga saja dia cepat sampai.
"Mommy jangan menangis!" Elian menenggelamkan wajahnya di leher Athena.
"Tidak sayang, mommy tidak menangis." Athena berusaha sekuat tenaga untuk jalan lebih cepat lagi.
Kaki Athena rasanya sangat pegal, bobot Elian sudah tidak seringan dulu. Tapi, dia tetap tak memperdulikannya. Kakinya terus melangkah, Athena harus cepat. Untuk sudah setengah jalan lagi Athena akan sampai.
"Mommy dingin," suara Elian terdengar seperti menggigil, dia menahan suhu udara yang semakin dingin.
Athena berhenti dia melepaskan jaket berbulu nya. Lalu dia memakaikannya kepada Elian, tak apa dia tidak memakai jaket sama sekali. Yang terpenting Elian sudah tidak kedinginan, kini Athena hanya memakai sweater nya.
"Apa yang mommy lakukan? Pakai lagi jaket mommy! Elian sudah tidak kedinginan lagi."
Athena tau jika Elian berbohong. "Tak apa, mommy merasa gerah sayang. Maka dari itu mommy memakaikan jaket mommy kepadamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
ChickLit(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...