"Athena, maafkan aku." Ini adalah pertama kalinya dia memanggil nama Athena. Arvel menggenggam tangan Athena dan menenggelamkan wajahnya di samping istrinya itu. Yang lebih aneh adalah satu tetes air matanya mengalir. "Bangunlah, aku ingin minta maaf. Dulu aku selalu berusaha membuatmu membenciku, karena aku tidak ingin kita bersama."
Athena membuka matanya perlahan karena silau. "Aku di mana?"
Arvel yang mendengar suara serak Athena, seketika mendongakkan kepalanya. Dia menatap Athena yang sudah membuka matanya. "Mommy!" teriak Arvel sambil menekan tombol untuk memanggil perawat. Tanpa Arvel sadari, senyumnya mengembang melihat Athena sudah sadarkan diri.
"Arghhhh!!!" Tiba-tiba saja Athena mengingat kejadian dirinya disiksa oleh Fiona. Tubuhnya mendadak dingin, wajahnya memucat, jantungnya juga berdebar kencang ketakutan.
"Sayang ... tenanglah," kata Alia lembut. "Mommy di sini. Mana yang sakit?" Alia menggenggam tangan Athena, dia mengucapkan syukur berkali-kali setelah Athena bangun.
"Mo-Mommy." Athena terbata-bata memanggil Alia.
"Iya, Sayang. Ini, Mommy."
"Archio ...." Athena mengedarkan pandangannya, mencari Archio. "Di mana Archio?"
"Tenanglah, Athena. Archio baik-baik saja." Sean memperlihatkan Archio yang tidur di gendongannya. Dia mendekati Athena. "Tidak usah berpikir aneh-aneh dulu, Athena. Sekarang pikirkan tentang kesembuhanmu. Kakak akan menjaga Archio."
"Aku ingin menggendongnya."
"Tidak, Athena. Kondisimu belum pulih." Alia mengingatkan.
"Mom, lebih baik kita pulang. Biar Athena di sini bersama Arvel. Nanti biar Archio sama Selena di rumah," ujar Sean. Dia akan membawa Archio pulang. "Biar Arvel memperbaiki kesalahannya pada Athena," bisiknya pada Alia.
"Athena bisa, Mom. Athena bisa menjaga Archio. Besok ... besok juga pasti akan pulang. Tolong berikan Archio kepadaku, Kak." Athena memang keras kepala.
"Sekali saja dengarkan Mommy."
Athena menggeleng. "Athena sudah banyak merepotkan. Tidak apa, Mom, biar Athena saja. Athena juga ingin berterima kasih karena sudah membawa Athena ke sini." Athena tersenyum mengatakan itu, matanya tidak tahan melihat Arvel. Mengingat kesepakatannya dengan Fiona, membuatnya takut sendiri.
"Kumohon, Athena, ini demi kebaikanmu."
Athena bisa melihat kekhawatiran Alia, juga wajah memohon wanita paruh baya itu. Dia merasa bersalah karena membuat Alia memohon padanya yang lebih muda sampai seperti itu. "Baiklah, Mom. Athena titip Archio."
Alia tersenyum seraya bernapas lega.
"Athena, cepatlah sembuh. Besok aku ke sini lagi dengan kak Allard." Ashley memeluk Athena. Dia senang melihat Athena yang sudah kembali. "Jangan sedih-sedih lagi, nanti pasti setelah ini kau akan bahagia. Kak Arvel minta maaf setelah ini, siapkan jantungmu itu." Dia sedikit memelankan suaranya dan berbicara di dekat telinga Athena.
"Terima kasih, Ashley." Athena tersenyum ke arah Ashley. Dia tidak percaya dengan ucapan sahabatnya tadi. Itu hanya alasan Ashley untuk membuatnya bahagia, padahal kenyataannya Arvel tidak akan pernah meminta maaf
"Semoga cepat sembuh," kata Allard
"Terima kasih, Tuan."
"Aku pamit dulu," sahut Max.
"Terima kasih, Max."
"Mommy sama Sean pamit dulu," pamit Alia yang kemudian mengambil alih Archio dari gendongan Sean. Dia akan merawat anak itu selagi Athena di rumah sakit. Meskipun, hatinya masih berat meninggalkan Athena bersama Arvel. Kedua orang itu pasti akan bertengkar, apalagi Arvel selalu saja membuat masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
ChickLit(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...