Hari ini Athena akan mengajak Archio kuliah. Dia tidak ingin terus merepotkan Emma. Dia menyiapkan semua kebutuhan Archio mulai dari susu dan pakaian untuk berjaga-jaga, lalu dia keluar membawa tas gendong nya sambil menggendong Archio. "Ibu, Athena berangkat dulu," pamitnya.
Emma yang sedang mencuci piring pun menoleh. "Apa tidak sebaiknya Archio di rumah bersama Ibu saja? Lagi pula, sekarang tugas Ibu sudah selesai, biar Archio bersama Ibu saja."
Athena tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Athena tak apa membawa Archio, Bu. Lagi pula, pekerjaan Ibu banyak dan aku tidak ingin semakin merepotkan." Dia masih tetap membawa Archio, perasaan takut terus saja membuatnya tidak bisa meninggalkan Archio sebentar saja. Apalagi Fiona sekarang seperti mengincar anaknya, dia harus memastikan sendiri jika Archio aman.
"Kau tidak pernah merepotkan, Athena."
"Tak apa, aku bisa."
"Bukankah kau akan mencari pekerjaan?"
Pertanyaan dari Emma tersebut mengingatkan Athena. Hampir saja dia lupa. "Tak apa, Bu. Athena bisa melakukannya. Kalau begitu, Athena pergi dulu." Dia masih kukuh dengan pendiriannya untuk mengajak Archio, anaknya harus baik-baik saja.
Saat akan keluar dari mansion, Athena melewati Arvel dan Fiona yang berada di meja makan. Dia berusaha tidak memedulikan hal itu. Melihat kedekatan mereka, malah akan membuatnya sakit hati. Jadi lebih baik dia menghindar saja.
"Kau mau ke mana?" tanya Fiona.
Athena menghentikan langkahnya, menatap sekilas Fiona lalu mengalihkan pandangannya ke arah Arvel yang sibuk menatap iPad. "Kuliah."
"Baguslah kalau kau pergi dan akan lebih baik kalau kau tidak kembali lagi," ucap Fiona dengan nada tidak sukanya. Selamanya akan tetap sama, dia membenci Athena. "Aku sangat senang jika kau tiada, dengan begitu Arvel akan menjadi milikku. Ups! Salah. Maksudnya, Arvel sampai saat ini adalah milikku dan kau yang sudah merebutnya!"
"Fiona!" tegur Arvel.
"Apa?"
"Get out of here, Bitch."
"Kenapa kau membelanya? Apa kau sudah mulai suka dengan pelacur itu?" tanya Fiona emosi. Dia takut Arvel akan mulai membuka hati untuk Athena.
"Apa yang kau bicarakan? Apa kau masih meragukanku?" Arvel kembali membentak Fiona. Padahal dia sama sekali tidak membela Athena, dia hanya mencoba untuk menenangkan suasana agar kedua wanita itu tidak bertengkar.
"Tapi tingkahmu seperti kau mencintai pelacur itu." Suara Fiona merendah, dia takut dengan bentakan Arvel tadi. Jelas-jelas Arvel tadi membela Athena, tetapi pria itu masih saja menyangkalnya. "Benar, bukan? Kau sudah membuka hatimu untuk gadis itu?"
"Kau meragukan perasaanku?"
"Tidak, aku percaya padamu." Fiona tidak mau memancing emosi Arvel atau sampai membuat Arvel marah. Semakin lama, hubungannya malah akan semakin renggang nanti.
***
Athena sudah sampai di universitasnya, dia kini sedang menatap Archio yang dari tadi terus saja tersenyum.
"Hai, Athena," sapa Ashley.
"Hai juga, Ashley."
Mata Ashley beralih pada Archio yang digendong Athena. "Hai, siapa bayi tampan ini?" Dia sangat suka melihat bayi yang digendong Athena, bayi itu sangat tampan dan juga lucu.
"Archio," jawab Athena.
"Apa ini anakmu, Athena?"
Athena menjelaskan semuanya kepada Ashley, dia sudah mulai percaya dengan Ashley. Dia tahu Ashley bukanlah orang jahat, mungkin dari sini dia bisa sedikit membagikan masalahnya dan dari situ masalah perlahan-lahan akan hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
Romanzi rosa / ChickLit(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...