Selesai berbelanja, Athena memutuskan duduk di kursi taman kota yang kosong untuk beristirahat sambil melihat danau. Matanya tak sengaja melihat seorang gadis kecil yang sedang bermain dengan orang tuanya. Melihat keluarga kecil itu tertawa bersama, membuatnya ingin merasakan hal yang sama suatu saat nanti bersama Arvel. Akan tetapi, apakah mungkin itu terjadi?
Di tengah lamunannya, Athena tiba-tiba dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita yang membawa bayi dengan tampilan yang urakan dengan wajah ketakutan. Dia langsung menyuruh wanita itu duduk di sampingnya.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau tampak ketakutan?"
"Kumohon, rawat dia," pinta wanita itu memelas.
Hati Athena tergerak. Dia lalu menggendong bayi itu dan cukup lama menatapnya. Kenapa wajahnya sangat menggemaskan dan juga tampan? Bibirnya seketika tersenyum melihat bayi itu yang juga tersenyum ke arahnya."Tapi―"
"Kumohon," pinta wanita itu seraya menghimpitkan kedua telapak tangan ke depan dada. "Dia sudah tidak punya orang tua dan apabila dia bersamaku, dia bisa dalam bahaya," kata wanita itu sambil menangis.
Athena dilema. Dia ingin sekali merawat bayi ini, tetapi bagaimana jika Arvel tidak mengizinkannya? Itu yang dia takutkan. "Aku tidak bisa. Sebenarnya aku ingin, tapi aku harus minta izin dulu kepada suamiku."
"Kumohon, aku tahu kau orang baik. Nyawa anak ini dalam bahaya," lanjut wanita itu.
Sekali lagi, Athena melihat wajah bayi dalam gendongannya. Hingga tanpa disadari, Athena malah mengangguk sebagai jawaban. Walaupun baru pertama kali bertemu dengan bayi itu, dia merasa sudah sangat mencintainya. Apakah bayi ini memang dikirimkan untuknya?
"Terima kasih banyak sudah mau merawatnya! Tolong sayangi dia seperti anakmu sendiri, dan ini semua pakaiannya." Wanita itu memberikan tas yang berisi pakaian bayi itu
"Dia anak orang kaya?" tanya Athena saat melihat jika semua pakaian yang berada di tas adalah pakaian yang bermerek dan sangat mahal. Lagi pula, wajah bayi laki-laki ini terlihat sangatlah tampan, tidak seperti bayi pada umumnya.
"Iya, dia anak orang kaya."
"Apakah tidak ada kerabatnya, sampai-sampai kau seperti ini?"
Wanita itu mengangguk. "Dia sebatang kara dan butuh tempat yang aman untuk bertahan hidup. Sampai akhirnya takdir mempertmukanku denganmu. Sekali lihat, aku yakin kau adalah wanita yang baik untuk menjadi orang tua bayi ini."
Athena kembali menatap bayi itu, hatinya bergetar melihat anak setampan ini harus kehilangan kedua orang tuanya saat masih kecil. Dia berjanji akan selalu merawat bayi itu seperti anaknya sendiri, dia berjanji.
"Siapa nama bayi tampan ini?"
"Kau berhak memberikannya nama. Aku tidak bisa lama-lama dan harus pergi sekarang. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih."
"Hei―"
Wanita itu langsung pergi meninggalkan Athena dengan bayi itu. Menurut Athena, wanita itu sangat misterius. Entah dia harus curiga atau merasa senang, karena berkat pertemuan ini, Athena seperti memiliki harapan baru. Athena lagi-lagi menatap bayi tampan itu dan mengecup pipinya.
"Mommy janji akan merawat dan menjagamu. Mommy menyayangimu, Archio," katanya sambil mengelus pelan pipi Archio. Ya, Athena menamakan bayi tampan itu dengan nama Archio. Itu adalah nama yang sangat bagus untuknya. Nama itu terlintas saja di dalam benaknya.
Merasa sudah terlalu lama di taman, Athena memutuskan pulang. Sepanjang jalan, dia sangat senang. Archio tampak tenang di dalam gendongannya. Athena juga mampir sebentar di salah satu supermarket terdekat untuk membeli susu. Kini, uang bulanannya tinggal 25 dolar. Mungkin setelah ini, Athena akan mencoba mencari pekerjaan sampingan karena sekarang dia juga harus menghidupi Archio. Benar kata Emma, seratus dolar tidak akan cukup untuk satu bulan. Meski begitu, melihat wajah Archio membuatnya bersemangat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
Chick-Lit(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...