Pagi hari di Columbia University, Athena sudah kembali bersama Ashley.
"Athena, bagaimana jika ada seseorang yang tulus mencintaimu?" tanya Ashley tiba-tiba membuat Athena langsung menoleh ke arahnya. Dia akan mencoba memancing Athena agar mau membuka hati, suami gadis itu sangatlah berengsek.
"Maksudmu apa, Ashley?"
"Bagaimana kalau ada seseorang yang mencintaimu dengan tulus?" ulang Ashley. Jika memang benar Athena bisa melupakan suaminya, maka dia akan mencoba mendekatkan sahabatnya dengan Allard. "Kau akan bagaimana?'
"Aku tak tahu, mungkin itu hanya sebuah kata andai. Lagi pula, itu tidak akan terjadi," balas Athena. Dia tidak bisa menjawab banyak, itu hanya sebuah pertanyaan yang tidak akan mungkin terjadi.
"Tapi kalau semua itu terjadi bagaimana?"
"Mungkin aku akan berusaha mencintainya, tapi menurutku itu tidak akan terjadi." Athena tidak bisa berekspektasi banyak. Arvel belum mencintainya sampai sekarang. Cintanya itu hanya bertepuk sebelah tangan, dia kembali dikalahkan oleh cinta.
"Apa kau akan meninggalkan orang yang kau cintai demi seseorang yang mencintaimu itu?" Ashley terus bertanya kepada Athena. Jawaban yang diberikan Athena belum membuatnya puas. Dia harus memancing sahabatnya menjawab semua pertanyaan.
"Mungkin, lebih baik dicintai daripada mencintai." Benar, bukan? Athena juga merasa lebih baik dicintai daripada mencintai. "Kenapa kau menanyakan hal itu?" Dia merasa aneh karena Ashley bertanya seperti itu padanya.
"Tak apa, aku hanya ingin tahu," jawab Ashley. "Jadi kesimpulannya, jika ada seseorang yang mencintaimu dengan tulus, kau rela meninggalkan suamimu demi seseorang itu?" tanya Ashley lebih serius lagi. Dia terus berusaha membuat Athena sadar jika hubungan itu sudah tidak ada gunanya lagi.
"Bisa dibilang seperti itu," jawab Athena. "Kenapa kita malah membahas ini? Lihat, Archio dari tadi sudah bangun." Dia mencoba mengalihkan pembicaraan, padahal sebenarnya dia memang sangat tidak nyaman dengan pertanyaan tadi.
"Hai, Tampan. Sini, sama Aunty."
Beberapa waktu saat jam kuliah Athena dan Ashley sudah selesai, mereka sudah berada di cafe Allard untuk mengantar Athena bekerja.
"Semangat, Athena! Aku pergi dulu dengan Archio," pamit Ashley.
"Hati-hati di jalan."
Ashley membawa Archio pergi. Dia hanya mengajak Archio ke taman dekat cafe. Sementara Athena, dia masuk ke dalam cafe lalu menuju ruang Allard dan mengetuk pintunya.
"Masuk."
Terdengar suara dari dalam, Athena melangkahkan kakinya masuk ke ruangan Allard. "Permisi, Tuan." Dia begitu gugup sekarang. Allard itu mirip Arvel. Pria dingin yang sangat menakutkan, apalagi tatapan terlihat seperti mengintimidasi. Jika Arvel terlihat cuek, berbeda dengan Allard yang terlihat lebih hangat dan dewasa. Secara fisik, Allard memiliki tinggi yang hampir sama dengan Arvel. Pria itu memiliki mata cokelat, rahang yang tegas, dan juga perawakan yang sangat dewasa.
"Mau langsung bekerja?"
Athena mengangguk. "Iya, Tuan."
"Ayo, saya antarkan."
Athena sudah menjalankan pekerjaan dengan baik, dan sejak tadi pula Allard terus memperhatikan Athena dari jauh. Dia hanya merasa sedikit penasaran dengan kehidupan Athena dan mulai tertarik kepada Athena.
Athena bekerja hingga pukul 05.16 p.m. dan sudah selesai dengan pekerjaannya. Sekarang, dia sedang menunggu Archio yang belum kembali dengan Ashley. Dia duduk di depan cafe sambil sesekali melihat orang-orang yang berlalu lalang di jalan. Sampai suara Allard menarik perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
ChickLit(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...