Alia, Sean, dan Selena sudah siap untuk menjenguk Athena. Archio sekarang sedang berada di dalam gendongan Selena, untunglah Archio tidak begitu rewel kemarin. Saat Alia membuka ruang rawat Athena, mereka malah melihat Arvel dan Athena yang masih tidur sambil berpelukan. Ini sudah pukul sembilan pagi, tetapi mereka masih nyenyak dengan tidurnya.
Sean pun berdeham keras agak dibuat-buat.
Athena yang mendengar itu terusik lalu bangun. Sedangkan Arvel, tampak masih nyenyak dengan tidurnya. "Mommy?" panggil Athena yang melihat Alia datang. Dia sangat malu, semua orang menatapnya aneh karena tidur dengan keadaan saling berpelukan dengan Arvel.
"Bagaimana keadaanmu, Sayang?" Alia berjalan mendekati tempat tidur Athena.
"Sudah membaik, Mom. Ada kak Selena juga ternyata."
"Iya, kau sudah tidak apa, 'kan?"
"Keadaanku sudah lebih baik." Pandangan Athena teralihkan pada Archio. "Bolehkah aku menggendong Archio?" lanjutnya. Dia merindukan anak itu. Saat mengingat semuanya, dia kembali takut jika Archio dalam bahaya.
"Boleh."
Arvel yang mendengar banyak orang yang sedang berbicara, perlahan membuka matanya. Matanya melotot saat melihat semua orang tengah menatapnya, apalagi kakaknya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Baru bangun?" sindir Sean.
"Sudah lama?" tanya Arvel dengan suara serak khas bangun tidur.
"Sudah tiga puluh menit yang lalu," jawab Sean.
"Arvel, lebih baik kau pulang dulu," ucap Alia tiba-tiba.
Alia membuka suaranya dengan nada suaranya yang dingin, tentu membuat hati Arvel sedikit terluka saat sang ibu menatapnya seperti itu. "Iya, Mom." Lebih baik dia menuruti perintah Alia, dia harus pergi terlebih dahulu.
Di samping itu, Fiona sejak kemarin sangat khawatir dengan Arvel karena sampai sekarang Arvel belum pulang. "Apa dia bersama pelacur itu?" Pikirannya yang masih belum tahu keberadaan Arvel sekarang. Apa yang dia harus lakukan sekarang? Dari kemarin nomor Arvel tidak aktif.
Mencoba meredam emosinya, Fiona menuju kamar mandi untuk berendam. Setelah setengah jam berendam, dia mendengar suara langkah kaki masuk. Cepat-cepat Fiona langsung memakai handuknya dan keluar dari kamar mandi.
"Arvel!" panggilnya saat melihat Arvel masuk kamar.
"Hmm?"
"Kau dari mana?"
"Athena masuk rumah sakit."
Fiona terbengong saat Arvel mengatakan nama Athena. Bukankah Arvel tidak pernah memanggil Athena seperti itu? Ini pertama kalinya dia mendengar Arvel mengatakan nama Athena. "Dan kau menjaganya?"
Arvel menatap Fiona sengit. "Iya, memangnya apa lagi?"
"Kau berubah," tuduh Fiona.
Arvel langsung menoleh ke arah wanita itu. Berubah apa? Dia sama sekali tidak berubah. "Tidak, aku tidak berubah. Aku hanya merasa bersalah kepadanya!" bentak Arvel dan setelah itu pun dia meninggalkan Fiona.
Fiona tersenyum kecut, ternyata Athena tidak menuruti perintahnya kemarin. Dia ingin sekali lagi membuat Athena menyesal karena telah berani melawannya, tetapi gagal lagi semuanya. Bukannya makin menjauh, mereka malah semakin dekat. Hatinya kini semakin dipenuhi kebencian pada Athena. Kau pikir kali ini menang, Bitch? Kalau begitu bersenang-senanglah dulu kau bersama Arvel, karena setelah itu aku akan membuatmu menyesal untuk selama-lamanya.
Arvel memutuskan untuk kembali ke rumah sakit untuk menjaga Athena dan Fiona memaksa ikut. Mereka pun menuju rumah sakit tempat Athena dirawat. Sejak tadi, Fiona terus mengajak Arvel berbicara, tetapi Arvel hanya menanggapinya ogah-ogahan. Dia semakin yakin, jika perubahan sikap Arvel ini adalah karena Athena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me (Proses penerbitan)
Literatura Feminina(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun dia sudah dihadapkan oleh berbagai rasa sakit. Entah Sampai kapan dia bisa bertahan dengan keadaanny...