Bab 28 Bagian 1

1.7K 307 17
                                    


Kejutan! Aku update hari ini 🙈🙈. Selamat membaca ya hoho.

Sehabis istirahat, ruangan creative cukup ramai karena penghuninya hendak bermain truth or dare, mumpung Bu Dewa sedang ada meeting bersama para manager. Hiburan seperti ini mereka butuhkan agar segera melupakan hari kemarin yang begitu menyesakkan. Mereka duduk membentuk lingkaran di lantai.

"Kalian beneran nggak punya kerjaan?" tanya Ratu yang menunjukkan raut was was.

"Santai aja sih, Tu. Jarang-jarang Bude meeting lama. Kita harus manfaatkan dengan baik!" Mas Jamal memukul-mukul botol yang kosong. "Mulai, yok!" Ia lalu memutar botolnya, dan berhenti mengarah ke Jo.

"Yahaha, Jo! Apes nian lo jadi yang pertama!" Mas Jamal yang paling antusias karena borok-boroknya creative biasanya akan terlihat di permainan ini.

"Truth or dare, Jo?" tanya Nimas.

"Truth!"

Nimas yang maju lebih dulu. "Siapa yang paling cantik di sini?"

Tanpa ragu Jo menunjuk ke Solar. "Dia."

"Oedaaann. Lo punya penggemar juga, Pertamax!"

Solar tersenyum lebar. "Makasih, Jo."

"Sama-sama," jawab Jo dengan nada manja yang dibuat-buat.

"Cheesy," komentar Nimas bercanda.

"Eh, suka-suka gue dong, Mbak Nim!" omel Jo.

Solar tidak memperhatikan pertengkaran dua orang itu. Jujur saja. Ini pertama kalinya ada lelaki yang terang-terangan memujinya cantik. Terang saja ia merasa spesial, tapi ia tidak menunjukkan rasa senangnya. Pandangannya berserobok dengan Akar, dan ia buru-buru membuang muka. Akar tidak boleh membuat mood-nya jelek.

Giliran Jo yang memutar botolnya, lalu berhenti ke Akar.

"Truth," Akar langsung saja menyebutkan yang diinginkannya.

"Aseekk. Ini yang gue tunggu-tunggu!" Mas Jamal melompat kegirangan. Ia melirik ke Jo dan Nimas untuk memberikan sinyal.

Tidak hanya Mas Jamal, Nimas dan Jo siap di posisinya masing-masing. Membuat Akar kebingungan dengan tingkah mereka yang mencurigakan.

Mas Jamal yang memberikan aba-aba. "Satu, dua, tiga!"

"Lo beneran cium Solar?" tanya Nimas, Jo, dan Mas Jamal berbarengan. Mereka kemudian terpingkal-pingkal karena tidak menyangka bakal sekompak itu.

Akar menatap Solar seperti seekor harimau yang ingin menerkam mangsanya. "Lo cerita ke mereka? Kan gue udah bilang itu rahasia!"

Namun, kemarahan Akar itu malah membuat Nimas gemas. "Kyaaaaa! Dia ngaku!" Ia memukul-mukul bahu Jo yang rela saja tubuhnya menjadi samsak.

Jo yang sempat ikut tertawa riang, tiba-tiba saja energinya jadi habis. Ia memperhatikan Solar dengan ekspresi tak menentu.

Solar membiarkan teman-temannya tertawa karena kemarin mereka terlalu banyak menumpahkan air mata. Ia sengaja mendiamkan Akar yang terus menatapnya dengan amarah membara.

"Gue beneran nggak nyangka. Seriusan lo? Kenapa bisa tiba-tiba nyium Solar? Ratu aja nggak pernah lo cium! Hahai!" Mas Jamal memang paling bisa memanas-manasi orang.

Akar sengaja diam saja. Benar-benar memalukan.

Ratu rasanya ingin berteriak bahwa ia juga pernah dicium Akar. Tapi, tidak mungkin ia mengatakannya karena itu hanya terjadi dalam mimpi. Memang sih ia tidak pernah melihat langsung Akar mencium Solar, tapi membayangkannya saja kepalanya jadi mendidih.

Nggak Suka? Ya, Resign Aja! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang