[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
Mendung berjalan menyelusuri koridor-koridor kelas. Seperti yang diperintahkan bu Qeera tadi, Mendung harus mengajar anak kelas sebelas. Ia menghela nafas panjang. Sepertinya akan sulit jika mau bertemu Petir.
Mendung mendongak. Seketika wajahnya menjadi berbinar-binar. "KAK PETIR!" teriak Mendung hingga suaranya memenuhi perpustakaan.
Petir berbalik, dia terkejut melihat Mendung sedang tersenyum kearahnya dengan buku kelas sebelas yang sedang dipegangnya membuat Petir berfikir, apakah Mendung yang akan mengajarinya?
"IH KAK PETIR! GA NYANGKA DEH BISA KETEMU DI SINI!"
"Diem! Ini perpus!" Peringat Petir dingin.
"Ih kak Petir tau nggak, aku seneng banget jadi guru les privatnya kak Petir, jadi kita bisa ketemu setiap hari," memelankan suaranya.
Petir terus berjalan tanpa menggubris ucapan Mendung yang tidak ada hentinya membuat dirinya risih. Petir kemudian duduk di bangku yang telah disediakan oleh sekolah. Diikuti oleh Mendung yang duduk di sampingnya.
"Kak Petir tau nggak, rasanya kalo deket-deket sama kak Petir jantung Mendung senat-senut teruss, Mendung sen—"
"Bisa dimulai?" tanya Petir yang tiba-tiba memotong omongan Mendung.
"Bisa, bisa kok kak!" Ucap Mendung dengan semangat membara. "Apa sih yang nggak buat calon pacar," sambil tersenyum ke arah Petir. membuat cowok itu merinding.
"Udah ngehalunya?"
"Ih kak Petir! Ini beneran nggak ngehalu! Mendung yakin kok kak Petir pasti suatu hari nanti bakal jadi pacar Mendung, percaya deh!"
"Jadi? Lo kesini buat ngehalu atau ngajarin gue?"
"Ih udah dibilang bukan halu! Mendung yakin kalau—"
"Ngajarin gue atau gue pergi?!" Tegas Petir pada Mendung menatapnya tajam membuat Mendung meneguk ludahnya.
"Iya-iya, tapi ngeliatinnya jangan begitu dong! seneng banget sih buat Mendung takut!" ucap Mendung membuat Petir tersenyum puas.
Mendung kemudian menjelaskannya secara baik-baik sampai Petir paham, namun bukannya paham Petir malah tambah pusing karena Mendung terlalu cepat menjelaskannya. Petir memijit pelipisnya.
"Kak Petir kenapa? Pusing? Mau Mendung antar ke UKS nggak?" tanya Mendung khawatir.
"Gak," jawabnya masih memijat pelipisnya.
"Kak Petir pusing kenapa? Pasti karena mikirin Mendung yaa," goda Mendung sambil mencolek dagu Petir membuat cowok itu menatapnya tajam.
"Iya," ucap Petir membuat Mendung berjingkrak jingkrak senang.
"KAN! APA MENDUNG BILANG! KAK PETIR PASTI BAKALAN SUKA KOK SAMA MENDUNG! EH TERNYATA BELUM ADA SETAHUN MENDUNG NGEJAR UDAH DAPET!" Teriak Mendung terlalu senang sampai sampai lupa jika itu dia sedang berada di perpustakaan.
"Ini perpus! Diem!" Perintah Petir yang langsung dituruti oleh Mendung.
"Jadi?? Kita pacaran nih??" Tanya Mendung membuat Petir terkejut sekaligus bingung.
"Hah?"
"Iya, kata kak Petir tadi kak Petir mikirin Mendung."
"Iya gue emang mikirin lo, mikirin gimana caranya gue ngomong sama lo, kalo gue gak paham apa yang lo sampein! Gue pergi!" Ucap Petir beranjak pergi dari perpus.
Mendung kebingungan berfikir bagaimana cara mencegah Petir untuk pergi, dirinya bingung harus mencegah bagaimana, namun sebuah ide muncul membuatnya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Petir Dan Mendung [Terbit]
Teen Fiction-Ketika toa mengejar kulkas- Petir Ghuna Razenka. Si cowok cuek sedingin kutub selatan. Mulanya hidupnya tenang tenang saja namun setelah bertemu dengan sosok Mendung Putri Semestha. Si gadis pengejar cowok cuek. Hidupnya seketika berubah. Tiap hari...