26-DESIRAN

306 97 65
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

Tampak ketiga lelaki tampan keluar dari dalam ruang BK membuat Mendung langsung menghampirinya, terutama Petir.

"Kak Petir disuruh apa sama pak Tatang?" Mendung langsung bertanya.

Melihat Mendung ada di sana langsung saja Ranting dan Neptunus pergi agar Petir dan Mendung dapat berdua, maklum pasangan baru lagi anget-angetnya.

"Kita ke taman yuk," ajak Petir membuat Mendung langsung mengangguk.

***

"Jadi kak pacar, kak Neptunus, sama kak Ranting mau ikut olimpiade? Sama siapa aja?" tanya Mendung setelah Petir menceritakan semuanya.

Semua ini berkat Mendung yang membuat semangat Petir menjadi bangkit kembali. Petir kembali menjadi sosok yang mampu dibanggakan oleh sekolah.

Sekarang bukan hanya tampan tapi juga pintar membuat bertambah banyak fans cewek yang dia miliki di SMA Greosha bahkan sampai SMA tetangga.

Petir hanya mengangguk mendengar pertanyaan Mendung tanpa mau menjawab siapa saja yang diikut sertakan.

"Ayo jawab kak jangan ngangguk aja, siapa aja selain kak Neptunus, kak Ranting, sama kakak, pasti ada perempuannya kan?" tanya Mendung sekali lagi.

"Ada."

"Berapa? Siapa aja?"

"Dua. Daun, sama Venus."

"Kak Daun kelas sebelas IPA tiga itu kan? Yang sekelas sama kak Ranting? Kalo kak Venus temennya kak Daun kan?"

"Iya."

"Kalo gitu semangat ya kak! Mendung doain semoga menang, dan satu lagi jangan deket-deket sama cewek lain, mungkin menurut kak Petir, Mendung itu posesif tapi—"

"Kamu ingin aku jadi milik kamu yang pertama dan terakhir."

Deg.

Degub jantung Mendung jadi tak karuan mendengar Petir memanggilnya dengan sebutan 'Aku-Kamu' seperti ada desiran hebat di hatinya saat Mendung mendengar.

Melihat Mendung melamun, Petir mengibaskan tangannya ke depan wajah Mendung membuat gadis itu tersadar.

"Kenapa melamun?"

"Nggak kak, gak nyangka aja kak Petir bisa ngomong aku-kamu sama Mendung."

"Gak boleh?"

"BOLEHH KOK BOLEHHH!"

"Yaudah, adek pacar, aku ke perpus dulu ya, nanti kita pulang bareng," ujar Petir, mengelus puncak kepala Mendung membuat Mendung menjadi panas dingin.

Tidak pernah sekali pun Mendung mendapat perlakuan itu selain oleh Petir. Pipi Mendung pun saat ini seperti kepiting rebus membuat Petir terkekeh.

"Pipi kamu kenapa?" tanya Petir membuat Mendung langsung memegang pipinya.

"Nggak kok, Mendung cuma heran. Kok bisa ya kak Petir ngomong se–romantis itu? Kaget loh Mendung," jujur Mendung membuat Petir terkekeh.

"Tapi suka kan?"

"SUKAAA BANGETT!"

Melihat kelakuan Mendung yang ke kanak-kanakan Petir mengacak puncak kepala Mendung gemas.

Tanpa mereka sadari tampak seorang cowok melihat kelakuan uwuu Petir dan Mendung membuat dadanya sesak.

Gak ada sedikit ruang di hati Mendung buat gue, apa gue harus benar-benar mundur? Batin cowok itu menatap kedua sepasang kekasih itu dengan sendu.

Between Petir Dan Mendung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang