[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
Seorang cowok tengah menikmati angin pagi di rooftop. Ia memejamkan matanya sejenak sambil berbaring dengan kedua tangan dijadikan bantal. Ah dia rindu sekolah, apalagi setelah beberapa minggu ini tidak masuk.
"Kak Petir, ayo masuk udara masih dingin," ujar Mendung memeluk tubuhnya sendiri yang menggigil karena dingin.
Bagaimana tidak? Petir mengajaknya berangkat pukul setengah enam pagi, bahkan Mendung tak sempat makan dengan Koko-Ikan lele kesayangannya.
Petir tersenyum. "Sebentar sayang."
Blush! Seketika kedua pipi Mendung memerah. Ah dia sangat malu karena panggilan 'sayang' oleh Petir. Bahkan saat ini, Petir sedang menertawakan dirinya. Koko tolong Mendung!
"Kak Petir."
"Iya sayang."
"Jangan panggil Mendung sayang."
"Kenapa?"
"Malu."
Petir berjalan ke arah Mendung lalu langsung memeluknya erat, yang mendapat perlakuan itu terkejut. Namun, lama kelamaan ia nyaman dengan dekapan Petir.
"Jadi lo panggil gue pagi-pagi ke sini buat liat keuwuan lo sama Mendung?" ujar Neptunus yang tiba-tiba datang ke rooftop dengan kedua tangan dilipat di atas dada.
Keduanya melepas pelukan seperti orang yang tertangkap basah melakukan sesuatu. Petir berdecak kesal, ketuanya yang satu ini datang pada waktu yang salah.
Petir memang memanggil Neptunus, tetapi ia memanggilnya jam enam pagi. Jadi bukan salahnya lah, salah ketuanya yang tak tau jam!
"Kenapa lo? Gamon?" tanya Petir tepat sasaran.
"Basi!" ucap Neptunus kesal lalu membalikkan tubuhnya hendak hengkang.
"Ganteng doang sukanya ngambekan," sindir Petir.
"Ganteng doang sukanya nyindir," kata Neptunus membalas.
"Ganteng doang sukanya berantem!" ujar Mendung ikut-ikutan.
Petir dan Neptunus saling melirik. "Cantik doang sukanya ngegas!"
***
Brak!"JADI LO BALIKAN SAMA BANG GLEDEK?!" teriak Jencha membuat kelas yang tadinya ricuh jadi hening.
Mendung menepuk keras dahinya. Mampus! Pasti akan ada satu anggota klub jurnalistik yang akan mewawancarainya, tunggu saja nanti.
Sementara Septuna sejak tadi sudah menutup telinganya karena mendengar suara kaleng rombeng dari Jencha. Laut? Tak perlu dipertanyakan lagi, pasti dia sedang membaca novel di pojok.
Ipal yang tadinya bergosip ria dengan teman sebangkunya langsung bergabung ke kursi kosong di depan Mendung dengan catatan kecilnya.
"Wih, lo balikan sama Petir? Sekarang gue mau tanya, kenapa lo balikan sama dia? Lo gamon sama dia? Atau dia yang gamon sama lo?" tanya Ipal langsung nyambar.
Benar kan perkiraan Mendung, pasti akan ada satu orang yang akan mewawancarainya dengan paksa. Pasti nanti kabar dirinya dan Petir akan terpampang jelas di mading SMA Greosha. Jencha meresahkan!
"Heh Upil! Lo apa-apaan datang-dateng langsung nyambar, pergi sono!" usir Jencha tak sudi melihat wajah burik Ipal. Hush.. Hush!
"Gue tanya Mendung dodol! Bukan cewek kaleng rombeng kek lo!"
![](https://img.wattpad.com/cover/239696920-288-k451543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Petir Dan Mendung [Terbit]
Teen Fiction-Ketika toa mengejar kulkas- Petir Ghuna Razenka. Si cowok cuek sedingin kutub selatan. Mulanya hidupnya tenang tenang saja namun setelah bertemu dengan sosok Mendung Putri Semestha. Si gadis pengejar cowok cuek. Hidupnya seketika berubah. Tiap hari...