19-CEMBURU

367 87 39
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

Mendung dengan cemas menunggu bersama Langit, saat ini mereka sedang berada di rumah sakit terdekat karena Rembulan mengalami pendarahan, bahkan darahnya terbuang sangat banyak membuat Mendung dan Langit cemas.

Bagaimana jika Rembulan terjadi apa-apa? Ataukah bayinya? Langit tidak bisa membayangkan bagaimana reaksinya jika bayi yang dikandung Rembulan tidak selamat.

Seorang dokter cantik keluar dari ruang UGD dengan sangat cemas, membuat Mendung dan Langit ikut cemas melihatnya takut jika Rembulan terjadi apa-apa.

"Gimana dok kondisi istri saya?" tanya Langit cemas.

"Apakah diantara kalian ada yang golongan darahnya A positif? Istri anda membutuhkan banyak darah," ujar dokter itu membuat Langit tambah cemas.

Pasalnya tidak ada yang golongan darahnya A, Langit bergolongan darah O positif, sedangkan Mendung AB, dokter sedang kebingungan karena darah A positif di pos darah tidak ada.

"Mendung kamu tunggu disini, kakak mau cari pos darah lain," ujar Langit lalu berlari meninggalkan Mendung.

Mendung duduk di kursi dekat sana, dia menggigit bibirnya khawatir, bagaimana jika Rembulan kenapa-napa? Mendung mulai berfikir yang tidak-tidak.

Seorang cowok tiba-tiba duduk di samping Mendung membuat Mendung terkejut. Tetapi, Mendung membiarkannya duduk di sampingnya.

"Ngapain disini?" tanya lelaki itu.

"Merc, Mendung boleh nanya nggak?" tanya Mendung tanpa menggubris pertanyaan Merc.

"Boleh."

"Merc punya golongan darah apa?"

"A positif, kenapa?"

Mendung sangat bersyukur akhirnya dia mendapatkan orang yang memiliki golongan darah sama seperti kakak iparnya.

"Merc, Mendung minta tolong, Merc donorin darah Merc ke kakak ipar Mendung ya? Soalnya kakak ipar Mendung lagi butuh banyak darah, mau yaa mauu," pinta Mendung memohon dengan mata berkaca-kaca.

Merc berfikir sejenak.

"Gue mau, lagian apa sih yang nggak buat lo."

"Merc, udah deh nggak usah bercanda, Mendung nggak suka."

"Ya maaf, yaudah gue mau donorin darah gue ya, lo tenang aja kakak ipar lo bakal selamat kok," ujar Merc menenangkan Mendung lalu pergi meninggalkannya.

Mendung mondar-mandir lalu berpikir dirinya harus menelpon Langit bahwa dia sudah menemukan orang yang mau mendonorkan darahnya pada Rembulan.

"Halo dek? Gimana? Udah ada darahnya?"

Mendung mengangguk. "Iya kak, Mendung udah temuin, kakak ke rumah sakit aja."

"Alhamdulillah, yaudah kakak ke sana ya, kamu di sana aja."

Tut..tut..

Mendung duduk sambil menunggu Langit datang, beberapa menit kemudian Merc datang melempar senyum pada Mendung yang di balas senyuman juga.

Langit sudah datang, mereka pun menunggu sampai dokter keluar. Semoga saja dokter akan membawa kabar baik. Sebelum Langit datang Merc sudah lebih dulu pergi karena ada urusan sehingga Langit belum sempat mengucapkan terimakasih.

Dokter kemudian keluar dengan raut wajah yang sangat jelas sekali terjadi apa-apa pada janin atau pun pada Rembulan membuat Mendung dan Langit khawatir.

Between Petir Dan Mendung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang