8-PERIHAL TAHU

391 139 79
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

Tok...tok..tok..

Mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya membuat Petir membuka matanya dan bangkit dari tidurnya. Siapakah yang datang tengah malam begini?

"SIAPA?!" teriak Petir agar terdengar oleh makhluk dibalik pintu.

"AWAN KAK!" balas Awan membuat Petir langsung membuka kunci pintunya dan membiarkan Awan masuk.

Awan kemudian masuk, duduk di kasur King size milik Petir dan duduk di sampingnya, terlihat wajah Petir yang masih kesal membuat Awan mengerti. Pasti terjadi pertengkaran lagi antara Pelangi dan Petir.

Sudah tak heran lagi jika Pelangi dan Petir bertengkar. Pasti setiap mereka bertemu mereka akan bertengkar hebat, contohnya malam ini.

"Kak Petir dari mana?" tanya Awan dengan wajah polos.

"Bar."

"Abis minum? Atau ngerokok?" tanya Awan persis seperti Mendung membuat Petir geleng-geleng kepalanya.

"Bareng sama kak Neptunus, kak Taro, sama kak Lintang?" tanya Awan membuat Petir mengangguk.

Yah saat ini antara Awan dan Petir tidak ada yang perlu dirahasiakan, dari mulai sahabat, guru, bahkan Petir menceritakan Mendung yang selalu mengejar-ngejarnya membuat Awan begitu takjub akan sosok Mendung, lain kali mungkin Awan harus bertemu dengannya.

"Kalo gitu gapapa kak, kan ada kak Lintang, Awan percaya kok pasti kak Petir nggak bakal ngerokok apalagi minum di sana," ucap Awan dengan senyum manisnya itu.

"Jangan percaya sama Lintang, nanti disakitin," ujar Petir sambil mencubit hidung Awan.

"Gimana kabarnya kak Mendung? Masih ngejar ngejar kak Petir?"

"Iya."

"Terus kak Petir gimana? Udah mulai suka sama dia? Udah mulai sayang? Atau bahkan cinta?"

"Tidur udah malem, besok sekolah kan?" Mengalihkan pembicaraan.

"Iyaa ih, yaudah Awan ke kamar ya kak. Awan mau tidur. ngantuk," pamit Awan lalu pergi dari kamar Petir.

Petir berbaring di ranjang nya. Bergulang-guling namun tetap saja tak bisa tidur. Akhirnya Petir membuka rumus fisika yang dia dapat dari Mendung lalu membacanya.

Tok..tok..tok..

Tiba-tiba suara ketukan pintu membuat Petir mengerutkan keningnya, apakah Awan tidak jadi tidur? Ataukah Pelangi datang untuk mengajaknya ribut lagi?

Cklek

Pintu terbuka sehingga tampak pria paruh baya dengan baju tidur berwarna merah tua menghampiri Petir yang masih membaca buku membuat dirinya senang.

Pria itu duduk di sebelah Petir dan mengelus puncak kepala Petir membuat Petir kaget dengan kehadiran pria ini. Siapa lagi kalau bukan ayahnya–Guntur Razenka.

"Papa?" panggil Petir membuat Guntur tersenyum.

"Petir, apakah kamu masih nyaman tinggal di sini?" tanya Guntur membuat Petir terdiam.

Jika boleh jujur Petir  tinggal di rumah penuh derita ini hanya untuk Awan seorang tidak yang lain, Awan adalah prioritas hidupnya saat ini.

Walaupun Awan bukan adik kandungnya tetapi Awan selalu ada di saat Petir membutuhkannya, yah walaupun Awan cerewet tapi Petir masih bisa memakluminya.

"Kalau kamu mengkhawatirkan Awan, tenang saja Awan akan aman jika ada bi Rumi, tetapi Awan akan lebih aman saat dia sudah tidak tinggal disini," ucap Guntur membuat Petir berfikir benar juga perkataan ayahnya.

Between Petir Dan Mendung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang