22-DATE?

344 93 48
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

Brak.

"JADI LO UDAH JADIAN SAMA KAK PETIR?!" teriak Jencha menggema seisi ruangan.

Seperti yang kalian pikirkan, Mendung pasti menerima Petir. Bahkan inilah yang dari dulu Mendung inginkan, menjadi yang pertama sekaligus terakhir bagi Petir, mana mungkin Mendung menolak Petir?

"Jangka, kalo ngomong jangan keras-keras dong! Jangka mau Mendung jadi trending topik lagi di sini?" ujar Mendung.

Jencha menggaruk belakang kepalanya. "Hehehe, ya maaf abisnya gue kaget! Kak Petir beneran nembak lo?!" tanya Jencha menatap Mendung yang menganggukkan kepalanya.

"Gue gak abis pikir sama Petir, bisa-bisanya dia nembak lo di kuburan? Gak pake bunga atau coklat lagi, Neptunus aja walaupun agak cuek tapi dia nembak gue di bawah kembang api bagus banget sumpah, lah lo? Masa di kuburan sih, aneh gak sih?" ucap Septuna flashback.

"Harusnya lo jangan terima tuh," tambah Laut sambil membaca buku.

"Ih nggak mungkin lah Mendung tolak, lagian Mendung kan udah mimpiin ini sejak dulu, masa ada kesempatan Mendung tolak? Kalo misalkan kak Petir nanti ngejauh gimana? Mendung nggak bisa jauh-jauh dari kak Petir," ujar Mendung membuat Laut geleng-geleng kepala.

"Ya lo pikir aja Dung, masa di kuburan sih? Orang kebanyakan nembak di tempat romantis kek di taman gitu, lah lo ditembak di kuburan, aneh tau gak!" ucap Jencha.

"Yang nyaksiin para sesepuh," tambah Laut.

"Ya biar ada yang beda gitu dari yang lain, lagian ini juga dadakan, mana mungkin kak Petir beli bunga dulu."

"Ya bunga buat orang mati kan bisa," ujar Jencha asal ngomong.

"Jangka kira Mendung udah mati?"

"Biarin aja Dung, Jangka emang kalo ngomong suka asal njeplak, gak guna kek Taro," ledek Septuna.

"Yeh enak aja si Tuna, gue sama Taro tuh beda kagak lepel."

Mendung hanya tersenyum mendengarnya. Tapi benar juga, Petir orang paling aneh di dunia ini. Nembak di kuburan? Ini pasti akan menjadi kenangan bagi Mendung dan Petir kelak.

***
"BENERAN BRO? GUE KAGAK SALAH DENGER?" tanya Taro heboh.

Seperti yang kalian duga, Petir telah menceritakan segalanya pada Taro tetapi yah namanya juga Taro tidak bisa menyimpan satu rahasia saja, tiba-tiba virall se–SMA Greosha membuat Petir pusing.

"HAHAHAHAHAHA," tawa Lintang mengglegar seisi kelas membuat semua murid menatapnya aneh.

"Tapi yang bener aja, lo nembak di kuburan?" tanya Gempa sama terkejutnya seperti yang lain.

"Gak pake bunga lagi, tapi herannya kok si Mendung mau ya?" tambah Ranting heran.

Neptunus tidak terkejut dengan apa yang diceritakan Petir barusan, dia tau bahwa sejak kerja kelompok saat Mendung mengajari Barat ada kesan cemburu dari Petir.

Neptunus tau bahwa Petir mulai menyukai Mendung sejak saat itu dan menduga bahwa sebentar lagi mereka akan menjadi sepasang kekasih.

Tapi yang masih menjadi pertanyaan bagi Neptunus kenapa harus di kuburan? Tidak bisakah Petir menyatakan perasaan pada Mendung di tempat romantis gitu? Aneh.

"Kemakan omongan sendiri kan lo?" ejek Neptunus.

"Gue nggak nyangka si Petir bisa pacaran, lo beneran Petir kan? Kagak kesambet kan?" tanya Taro berkesan meledek.

Between Petir Dan Mendung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang