[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
Tampak seorang lelaki sedang gelisah, dia bermondar mandir kesana kemari sementara kawannya sedang asyik bersama beberapa wanita dan yang lainnya meminum-minuman.
Petir Ghuna Razenka kini berada di bar dekat rumah Lintang, dirinya gelisah memikirkan Mendung, apakah Mendung masih menunggunya? Apakah dia sudah pulang karena dirinya tak datang, dirinya sangat khawatir dengan Mendung, terlebih lagi cuaca sedang buruk saat ini. Aish! Petir bisa gila memikirkan seorang Mendung.
Tiba-tiba seorang gadis cantik dengan dandanan menor seperti ibu-ibu yang mau kondangan dengan rambut sebahu berjalan sempoyongan menghampiri Petir berusaha menggodanya. Siapa lagi kalau bukan Cerah, gadis itu terlalu banyak minum sehingga dirinya mabuk.
"Petir sayangg, mikirin apa sih??" tanya Cerah dengan suara ala-ala manjah agar Petir terpikat, namun bukannya terpikat Petir malah ilfil dengan kehadiran Cerah sekarang ini membuat moodnya tambah hancur.
"Sayangg kamu pasti mikirin akuu yaa, gausah dipikirinn aku di samping kamu kok yangg." Bersuara yang lebih manjah dari sebelumnya.
"Sayanggg aku pengen pulangg anterin aku yukk."
Tanpa menggubris ucapan Cerah, Petir langsung mengambil kunci motornya membuat Cerah tersenyum. Pasti Petir akan mengantar Cerah pulang, namun realita tak semanis ekspetasi, Petir memberikan kunci motornya pada Lintang membuat Cerah kecewa.
"APA INI BRO?!" tanya Lintang didampingi dengan suara dentuman lagu keras yang berada di sana.
"ANTER CERAH! GUE ADA URUSAN!" perintah Petir lalu pergi meninggalkan bar.
"OKE BRO! TENANG CALON TUNANGAN LO BAKAL AMAN SAMA GUE!"
Petir tak menggubris ucapan Lintang, dia terus berjalan menghampiri Neptunus yang sedang berbincang dengan Ranting Abimanyu—sang mata-mata geng BANDANGER.
"Nep, gue pinjem mobil lo," ucap Petir dingin.
"Buat apa lo pinjem mobil Neptunus?" tanya Ranting yang sedang berada disana.
"Paling buat jemput Mendung," tebak Neptunus sambil mengeluarkan kunci mobil dari saku belakangnya.
"BRO! LU KAGAK MINJEM MOBIL GUE AJA!" tanya Taro yang sedang makan kacang. Lah kagak makan taro bang?
"JANGAN TIR! JANGAN PINJEM MOBIL TARO! BANYAK TIKUS!" ucap Ranting membuat Taro terbelalak.
Tanpa menggubris ucapan mereka, Petir langsung mengambil kunci mobil milik Neptunus dan pergi untuk menjemput Mendung, dirinya sangat khawatir bagaimana bila terjadi sesuatu pada Mendung? Sementara sekarang sudah tengah malam, Petir hanya ingin memastikan apakah Mendung baik-baik saja.
Petir terus menjalankan mobil Neptunus dengan kecepatan diatas rata rata, dirinya semakin khawatir apalagi hujan semakin deras, membuatnya semakin menaikkan kecepatan tak peduli pada rambu-rambu lalu lintas, di pikirannya hanya ada Mendung.
Pukul 23.30
Petir baru sampai dan melihat seorang gadis sedang duduk diatas aspal sambil memeluk badannya karena kedinginan, badannya pun sudah basah kuyup karena hujan badai membuat Petir merasa bersalah, siapa lagi jika bukan Mendung Putri Semestha.
Petir mengambil payung yang berada di jok mobil milik Neptunus, untung saja ada payung, Petir segera membuka pintu mobil dan turun bersamaan dengan derasnya air hujan.
Petir menutup pintu mobil dan berjalan ke arah Mendung yang sedang kedinginan di sana, Petir memayungi Mendung agar tidak semakin terguyur hujan membuat Mendung mendongak kemudian tersenyum kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Petir Dan Mendung [Terbit]
Novela Juvenil-Ketika toa mengejar kulkas- Petir Ghuna Razenka. Si cowok cuek sedingin kutub selatan. Mulanya hidupnya tenang tenang saja namun setelah bertemu dengan sosok Mendung Putri Semestha. Si gadis pengejar cowok cuek. Hidupnya seketika berubah. Tiap hari...