[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
Hari ini adalah hari sabtu, waktunya untuk pak Tatang mengajar matematika di kelas 11 IPA 4. Dimana lagi jika bukan kelas Petir, bahkan hari ini sedang ada ulangan dadakan membuat Taro dan Lintang resah, tak bisa mencontek.
Sedangkan Petir tenang-tenang saja, seperti biasa Petir hanya mengerjakan ulangan semampunya, dia bernilai jelek? Bodoamat yang penting Petir mengerjakan dengan jujur.
"JAWABAN AKAN DIKUMPULKAN 5 MENIT LAGI!" teriak pak Tatang membuat satu kelas resah, cepat-cepat menyelesaikan soal-soal ulangan matematika laknat itu.
"YANG SUDAH MENGERJAKAN DIKUMPULKAN DI DEPAN!" lanjut pak Tatang.
Seperti biasa pula Petir lah yang pertama kali mengumpulkan lembar jawabnya, bukannya senang pak Tatang malah geleng-geleng kepala karena sudah yakin bahwa kali ini Petir akan bernilai jelek lagi seperti biasa.
"WAKTU TINGGAL 10 DETIK LAGI!" teriak pak Tatang terus berkoar-koar membuat semua siswa berlari untuk menumpuk lembar jawab ulangan mereka.
"NILAI AKAN DIBAGI BESOK KARENA MINGGU DEPAN KALIAN SUDAH MULAI UJIAN KENAIKAN KELAS!" ujar pak Tatang lalu pergi meninggalkan kelas 11 IPA 4.
Para siswa di kelas bisa bernafas lega setelah kepergian pak Tatang, jika setiap hari begini mungkin mereka bisa mati gara-gara setiap hari ulangan dadakan, benar-benar meresahkan.
"Gila ya pak Tatang! Pasti selalu aja ulangan dadakan, kagak tau apa muridnya kagak belajar!" kesal Taro.
"Elahh kayak lo pernah belajar aja!" ucap Lintang.
"WAH SEKATE-KATE LO! GINI-GINI GUE JAGO KARATE! KEMAREN AJA MUKULIN TEMBOK 50 KALI!"
"Bisa?" tanya Neptunus penasaran.
"KAGAK LAH! BARU 10 KALI AJA GUE TEPAR!"
"MAMPUS!" ledek Gempa yang tiba-tiba saja datang dengan Ranting.
Setelah kejadian Ranting terungkap menjadi mata-mata anak BANDANGER, Ranting langsung pindah ke SMA Greosha, jika Ranting masih di SMA Andala bisa-bisa dia babak belur setiap hari dipukul anak GENTALA.
"Lagian buat apa mukul tembok 50 kali?" tanya Ranting tak paham.
"KALAU BUKAN GARA-GARA MY LOPE LOPE JENCHA GUE GAK BAKALAN MAU MUKULIN TEMBOK!" ujar Taro.
"Hahaha, tapi kagak mukul lo balik kan?" tanya Gempa tak masuk akal.
"YAKALI TEMBOK BISA MUKUL ORANG!" ucap Lintang.
"Btw kalian udah pada ulangan belum?" tanya Ranting.
"Udah tadi," jawab Petir yang sedang duduk anteng bersama Neptunus.
"PARAH BANGET SI PAK TATANG! SOAL-SOALNYA HUH KEK NGEJAR BEBEB LAUT! SUSAH!" ujar Lintang.
"Gampang kali, kalian aja gak pernah belajar, main PS mulu, kapan pinternya?" sindir Neptunus.
"YAYANG PETIR! CERAH DATANG NIHH!" teriak Cerah menggema seantero kelas 11 IPA 4 membuat siswa di sana tutup telinga.
Cerah langsung duduk di sebelah Petir lalu memeluk tangan milik Petir membuatnya risih. Sementara Neptunus, Ranting, Gempa, Taro, dan Lintang menatap tajam Cerah membuat gadis itu merasa aneh.
"Kalian kenapa ngeliatin gue kek gitu? Iya gue emang cantik tapi ngeliatinnya jangan kayak gitu banget dong," ujar Cerah, menggelendot pada Petir.
Neptunus bersumpah ingin sekali menghabisi Cerah sekarang juga, kali ini dia sudah sangat marah pada Cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Petir Dan Mendung [Terbit]
Teen Fiction-Ketika toa mengejar kulkas- Petir Ghuna Razenka. Si cowok cuek sedingin kutub selatan. Mulanya hidupnya tenang tenang saja namun setelah bertemu dengan sosok Mendung Putri Semestha. Si gadis pengejar cowok cuek. Hidupnya seketika berubah. Tiap hari...