[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
"ASTAGHFIRULLOH! INNALILLAHI WA INNAILLAHI ROJIUN!" teriak Awan dengan sebuah makanan ayam di tangannya.
Awan mendekat, terkejut dengan keadaan dapurnya sekarang ini, sangat berantakan! Petir dan Mendung hanya terdiam tak mau angkat bicara.
"INI KENAPA DAPUR AWAN JADI KAYAK PESAWAT PECAH?!" teriak Awan sambil meletakkan makanan ayam di meja.
"KAK PETIR! INI PASTI KERJAAN KAK PETIR! KAK PETIR BIKIN KERJAAN AWAN JADI TAMBAH BANYAK DEH!" teriak Awan memarahi Petir.
"Awan, biar Mendung bantu beresin ya?" tawar Mendung dengan wajah yang masih berlumuran adonan membuat Awan terkejut.
"MUKA KAK MENDUNG KENAPA? KOK JADI MIRIP KUNTILANAK?"
Emang kembaran kuntilanak batin Petir sambil tertawa.
"Jadi Awan ngeledek Mendung nih?"
"Eh, maaf kak, Awan tadi keceplosan."
"Yaudah gak papa, Mendung bersihin muka Mendung dulu ya," ujar Mendung lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sementara Awan dan Petir sedang membereskan dapur yang seperti dibilang Awan, mirip pesawat pecah.
"Kak Petir, kak Petir beneran nggak suka sama kak Mendung?" tanya Awan membuat Petir melirik padanya.
"Gak," jawab Petir seadanya.
"Mulut sama hati beda kak, ngaku aja kali kalo kak Petir mulai suka sama kak Mendung," ujar Awan berusaha membuat Petir mengaku. Namun, Petir tetaplah Petir.
"Sama!"
"Ish! Beda! Di mulut kak Petir bisa aja ngomong nggak suka, tapi di hati? Nggak ada yang tau kan?"
Tanpa menggubris ucapan Awan, Petir langsung pergi membawa semua makanan yang telah matang untuk disajikan di atas meja makan, membuat Awan kesal.
"Dasar! Kebesaran gengsi!" dumal Awan sambil mencuci bekas adonan mendoan.
***
Kini mereka telah berkumpul di meja makan menikmati masakan Mendung yang sangat enak, yah walaupun bisa disebut masakan deso tapi rasanya tak kalah enak dengan masakan restoran ternama.
"Ini buatan kamu?" tanya Guntur yang sedang makan sop buatan Mendung.
"Iya om, kenapa? Nggak enak ya?"
"Tidak, ini bahkan lebih enak dari pada masakan di restoran," puji Guntur melempar senyum pada Mendung.
"Oh iya kak, Awan lupa nanya, ini makanan apa sih? Kok Awan baru liat?" tanya Awan sambil menunjuk mendoan.
"Iya, om juga belum pernah makan," tambah Guntur.
"Itu mendoan, om, Awan, gimana enak nggak?"
"Enak kok kak, lain kali ajarin Awan masak ini ya?"
"Minta ajarin aja sama kak Petir, dia udah bisa loh," ucap Mendung melempar senyum pada Petir.
"PETIR SAYANGG!" teriak seorang gadis berambut panjang dengan pita rambut berwarna merah di atasnya sambil berjalan ke arah ruang makan.
Siapa lagi kalau bukan Cerah, gadis yang selalu mengejar-ngejar Petir selain Mendung, mereka berdua ini membuat hidup Petir menjadi kacau.
"PETIR SAYANG??? WHERE ARE YOU??"
"EH TERNYATA YAYANG PETIR ADA DI SINI?!"
Suara cempreng Cerah membuat Petir langsung menghentikan aktivitas makannya, begitupun dengan Mendung, Awan, dan Guntur.
![](https://img.wattpad.com/cover/239696920-288-k451543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Petir Dan Mendung [Terbit]
Roman pour Adolescents-Ketika toa mengejar kulkas- Petir Ghuna Razenka. Si cowok cuek sedingin kutub selatan. Mulanya hidupnya tenang tenang saja namun setelah bertemu dengan sosok Mendung Putri Semestha. Si gadis pengejar cowok cuek. Hidupnya seketika berubah. Tiap hari...