30-PESAN MISTERIUS

264 84 50
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]

"Toaaaa cepetan woy! Capek nih gue nunggunya!" teriak Jencha dari depan rumah Mendung.

Sementara Mendung tengah bersiap lalu mengambil tasnya dan pergi keluar menemui Jencha yang berkoar-koar memanggil namanya dengan suara kaleng rombengnya.

"Iya, iya. Jangka bawel banget sih," ujar Mendung sambil mengunci pintu lalu menaruhnya ke atas pintu.

"Kalo kagak mau gue bawel ya cepetan! Aelah!"

Mendung berjalan segera dan menaiki motor vespa berwarna biru milik Jencha dari pada suara kaleng rombeng milik Jencha terdengar lagi.

Ting.

Sebuah pesan tiba-tiba masuk ke ponsel milik Mendung.

"Jangka, berhenti dulu Mendung mau cek hp," ujar Mendung sambil merogoh ponselnya.

"Waktunya kagak cukup Mendung cantekk! Udah ayo! Dari pada telat lo mau dihukum pak Tatang  puterin sekolah sepuluh kali?" ucap Jencha sambil menyalakan mesin motornya membuat Mendung mengecutkan bibirnya.

Mendung kan ingin cek apakah itu pesan dari Petir atau bukan, yah sudahlah dari pada kena semprot lagi lebih baik Mendung menurut.

***
Motor vespa milik Jencha telah tiba di parkiran SMA Greosha yang bisa dibilang cukup luas. Kini Jencha dan Mendung telah berjalan melewati koridor-koridor kelas sepuluh.

Dan sampailah mereka ke kelas 10 IPA 1. Kelas yang sudah hampir satu tahun mereka huni. Mendung duduk di sebelah Jencha lalu segera membuka ponselnya, dia penasaran pesan apa yang telah dia dapat.

"Yaelah emang chat dari siapa sih? Perasaan lo keliatannya pen banget buka?" tanya Jencha sambil mengeluarkan buku fisikanya dan berusaha mencontek PR milik Septuna.

"Nggak tau, makannya Mendung mau lihat, Mendung penasaran, siapa tau dari kak Petir," ujar Mendung sambil membuka aplikasi whatsapp nya.

Mendung mengerutkan keningnya yang melihat pesan dari orang asing yang dia sendiri tak tau siapa pengirimnya.

+62-857-1341****


Jatuh cinta
Apakah kau pernah merasakannya?
Apakah kau pernah mencintai seseorang?
Lalu bagaimana jika cintamu itu pergi?
Meninggalkan dirimu sendiri
Apa yang kan kau lakukan?
Menangis?
Bersedih?
Atau bahkan mati bunuh diri?
Dan bagaimana pula jika ia meninggalkan luka karena teman baikmu?
Apa yang akan kau lakukan?
Membiarkannya? Atau malah menjeratnya?
Aku butuh sebuah jawaban
Aku butuh tempat sandaran
Aku butuh kokohnya bahumu
Dan terakhir, aku butuh
Pembalasan yang setimpal


Mendung mengerutkan keningnya tak paham dengan maksud kata-kata yang diterimanya dan siapakah pengirimnya? Apakah salah sambung.

Mendung tak memikirkannya lagi mungkin saja salah sambung lalu menaruh kembali ponselnya di tas.

"Dari siapa?" tanya Jencha masih menyalin jawaban Septuna.

"Salah sambung."

"Hah masa sih? Dari kak Petir kali?"

Mendung hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh, lagian Mendung tau pasti itu hanyalah salah sambung atau hanya orang iseng.

***

"LINTANG!" teriak Neptunus memakai jaket bertuliskan 'BANDANGER' lalu duduk di sofa empuk dekat Taro yang saat ini main game among us sambil makan taro.

Between Petir Dan Mendung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang