[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA JUGA VOTE & KOMEN YAA KARENA ITU SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AUTHOR]
"JADI GENTALA SAMA BANDANGER BENERAN PERANG?!" teriak Mendung membuat dirinya menjadi pusat perhatian.
Septuna menganggukkan kepala, seperti biasa Neptunus pasti akan selalu memberi tau hal yang penting kepada Septuna, tidak ada yang perlu disembunyikan oleh keduanya.
Setelah mendengar perkataan Septuna, Mendung langsung lari menuju kelas 11 IPA 4, kelas yang dihuni bagian inti BANDANGER.
Mendung terus berlari, tidak peduli dirinya terus tertabrak dengan siswa lain, di dalam fikirannya saat ini hanya ada Petir.
Mendung sampai di kelas Petir, namun saat Mendung ingin masuk terhalang oleh seorang gadis bersama dengan kedua temannya. Siapa lagi jika bukan Cerah.
"Ngapain lo kesini?" sinis Cerah sambil melipat kedua tangan kedepan dada.
"Mendung mau jenguk kak Petir, mbak Cerah bisa minggir?" ucap Mendung dengan sopan, namun Cerah tetap menghalanginya masuk.
"Gak! Lagian ngapain sih lo kesini? Lo itu cuma pembawa sial di hidup Petir! Jadi lo jauh-jauh deh dari Petir."
"Mendung pembawa sial?"
"Iya! Petir berantem itu gara-gara lo!"
"Bukannya kak Petir berantem gara-gara kak Ranting ketahuan jadi mata-mata BANDANGER?" ucap Mendung membuat Cerah terdiam.
Sial! Kenapa nih bocah bisa tau sih?! Batin Cerah menatap sinis Mendung.
Setelah Cerah terdiam, Mendung menerobos masuk membuat Cerah marah dan langsung mengejar Mendung, tetapi Mendung malah sudah duduk di sebelah Petir.
"NGAPAIN SIH LO DUDUK DI SEBELAH YAYANG PETIR? ITU TEMPAT GUE!" teriak Cerah.
"Kak Petir gak papa? Kok muka kak Petir agak lebam sih?" tanya Mendung tanpa memperdulikan teriakan Cerah.
Tanpa aba-aba Petir langsung menarik tangan Mendung dan membawanya keluar kelas. Jauh dari Cerah dan anak-anak BANDANGER.
Petir membawa Mendung ke taman belakang sekolah seperti biasa, mungkin pikirannya akan tenang jika dirinya berbicara kepada Mendung.
Mendung yang melihat perlakuan Petir langsung bertanya-tanya ada apa? Namun, di sisi lain jantung Mendung dibuat bergetar oleh Petir.
"Kak Petir ngapain bawa Mendung kesini?" Tanya Mendung menatap lekat Petir.
"Kenal Mercurius?"
Pertanyaan Petir membuat Mendung terdiam, Mendung berfikir apakah Mendung harus menceritakan segalanya pada Petir? Apakah Petir tidak akan marah dengannya? Atau Petir akan membuat Merc babak belur? Ah Mendung sangat bingung.
"Mendung?" panggil Petir membuat Mendung tersadar dari lamunannya.
"Mendung kenal Merc, dia sering dateng ke Cafe Rumea," jujur Mendung.
"Dia suka deketin lo?"
"Iya, Merc sering bilang kalau Merc suka sama Mendung, tapi Mendung selalu nolak Merc, Mendung sukanya sama kak Petir. Mendung nggak bakalan suka kok sama Merc, Mendung janji deh," ujar Mendung membuat Petir tersenyum.
"Jangan deket sama Merc," pinta Petir dengan tatapan sendu, Mendung yang melihatnya pun heran.
"Kenapa?"
"Gue gak suka."
"Bukan karena cemburu?"
"Bukan."
"Masa sih? Tapi yang Mendung lihat, kak Petir lagi cemburu." Menatap mata Petir.
![](https://img.wattpad.com/cover/239696920-288-k451543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Petir Dan Mendung [Terbit]
أدب المراهقين-Ketika toa mengejar kulkas- Petir Ghuna Razenka. Si cowok cuek sedingin kutub selatan. Mulanya hidupnya tenang tenang saja namun setelah bertemu dengan sosok Mendung Putri Semestha. Si gadis pengejar cowok cuek. Hidupnya seketika berubah. Tiap hari...