________________________________
“Jika ada 1001 alasan kamu marah padaku. Maka ada 1001 cara untuk mengejar maafmu.”—RomeoAbrissamBratajaya
________________________________“KAYLA mami udah potongin kamu buah-buahan. Jangan lupa nanti di makan. Minum air putih juga yang banyak. Kata Dokter Diana kamu kena dehidrasi,” ujar Annika seraya tersenyum pada Kayla yang hanya diam terbaring di brankar.
“Kalau mau ke kamar mandi apa jalan-jalan di taman rumah sakit jangan sendirian. Minta di temenin suster,” ujar Annika lagi. Ia membuka gorden agar cahaya matahari di pagi hari masuk ke ruang UGD Kayla.
“Mau mami suapin makan buahnya?” tanya Annika.
Kayla tetap diam. Sorot mata Kayla menatap kosong langit-langit ruangan. Annika ingin menangis melihat kondisi putrinya. Tetapi sekuat tenaga Annika berusaha tersenyum. Di hadapan Kayla sekarang Annika tidak boleh lemah. Ia harus kuat demi putrinya.
“Nanti Bi Inah ke sini bawa makanan kesukaan kamu,” kata Annika memberitahu.
“Kamu ngomong sama mami. Jangan diem aja,” ujar Annika.
“Kayla mau pulang,” pinta Kayla. Itu adalah ucapan pertama setelah Kayla pingsan.
“Kalo Kayla udah sembuh baru boleh pulang,” balas Annika.
“Selamat pagi tante!” sapa Brahms yang baru masuk ke dalam ruangan sambil membawa bucket bunga.
“Eh—Brahms? Dateng kok gak bilang-bilang?” tanya Annika.
“Kalau bilang nanti bukan kejutan tante,” tutur Brahms lalu beralih menatap Kayla. “Selamat pagi Kayla!”
“Pagi,” balas Kayla pelan.
“Ya udah kamu duduk dulu,” ujar Annika.
“Ini bunga buat tante sama bingkisan dari mama juga buat tante,” ucap Brahms memberikan bucket bunga dan bingkisan kepada Annika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afair (TAMAT)
Teen Fiction''Hubungan kita seperti bahtera tanpa kompas. Terombang-ambing tak terarah.'' Itulah yang bisa di utarakan oleh gadis bernama Kayla Lovely Tasanee. Ketika menjadi pacar dari Romeo Abrissam Bratajaya. Cowok dingin, ambisus, dan pemaksa yang terkenal...