💕MYD #10

4.6K 647 55
                                    

"Kakak masih mau di sini?"

"Iya, pulang nanti sore mungkin."

Alfa hanya menggerakkan bahunya lalu nyelonong masuk ke dalam untuk pamit pada Kakek Hanif. Aku masih pengen di sini, menikmati suasana pesantren emmm bisa di baca menenangkan hati. Karena Lebih tepatnya  Alfa pulang bersama Dito, semalam dia ikut menginap di sini.

"Kamu yakin bisa pulang sendiri?"

"Insyaallah bisa Dit, tinggal tancap gas juga!"

Dito masih menatapku penuh rasa khawatir, sebel gak sih kalau orang-orang sekitar kita pada gak percaya kita bisa melakukan sesuatu sendiri?

Memang sih aku pernah nyungsep ke parit, tapi kan itu dulu pas awal-awal bisa naik motor waktu masih SMP, mungkin di mata Dito ini aku masih Sean yang masuk parit itu.

"Atau kalau kamu mau, pulangnya nanti malam biar aku jemput selesai aku kuliah!"

Si Hyung kalau ngomong kok merdu banget kedengarannya. Gak usah sok perhatian deh kamu kalau akhirnya cuma kakak-adekan!!

Sebel banget aku!!
Astaghfirullah.. Astagfirullah.

"Kamu kenapa Sei, malah ngelus dada gitu?"

"Enggak, tiba-tiba berdebar aja kayak ada makhluk ghoib yang bisik-bisik di telingaku!"

Dito malah memukul pelan wajahku dengan topinya. Ck! Wangi lagi baunya!

"Kebanyakan nonton youtube kamu! Ya udah aku pulang sama Alfa nanti kabari kalau kamu udah di rumah!"

Buat apa ngabari kalau cuma di read doang??

"Iya!! Udah sana! Telat nanti kuliahnya!"

Aku buru-buru masuk, gak ingin lama-lama berinteraksi dengan Dito. Nanti bisa gagal rencana move on ku.

"Sei!!"

Astaghfirullah...

"Apa sih Dit? Kamu kebiasaan deh, kalau ada orang mau jalan malah dipanggil. Apa? Kenapa?"

"Gusti... Kamu kok galak banget sih?"

"Ya kamu sukanya bikin orang nge-rem mendadak!!"

"Hahah, iya maaf. Ya ampun anaknya abi banget kamu kalau kaya gini. Aku cuma mau bilang makasih, jam ku masih di rawat dengan baik!"  Katanya sambil menunjuk jam tangan hitam yang selalu aja aku pakai.

Ealaah..  Bisa gak sih Dit kata-katanya diatur dikit biar gak bikin anak orang baper?

"IYA!! kalau di pegadaian udah berkali-kali lipat tuh bunganya."

"Kamu mau bunga?"

"Gak!!"

Aku segera masuk meninggalkan Dito yang malah tertawa, dipikir lucu ya!

Perasaan kesalku pada Dito menguap begitu saja ketika ada aroma makanan yang menyeruak ke hidungku, lanjut masuk ke tenggorokan dan berakhir di lambung. Alhasil lambungku bergejolak dan menghasilkan bunyi alarm yang menandakan waktunya diisi.

Halah kepanjangan, sebut saja aku lapar. Aku tadi memang melewatkan sarapan bareng yang lain, alasannya sama seperti sebelumnya gak usah dijabarkan lagi takut pada bosan.

Sehabis ikut ngaji pagi bareng Tante Salma tadi aku sengaja tidak langsung masuk ke rumah. Aku pilih ngobrol dengan santri-santri sambil melihat segala kesibukan mereka dipagi hari daripada sarapan bareng Dito. Eh kok malah bilang lagi sih alasannya! Jangan bosan ya dengarnya!

"Dari aromanya Sean tahu pasti yang masak Tante Ralin! Paling top pokoknya! "

"Gak usah keseringan ngerayu, Tante udah kenyang rayuan Om Kamu! " Jawab Tante Ralin sambil sibuk membereskan meja sisa sarapan.

6. Marry Your DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang