💕MYD #21

4.2K 676 52
                                    

Aku sempat tidak percaya abi kasih izin untuk ikut naik gunung, aku harus berterimakasih juga sama Mas Satria dan Mbak Mutia karena udah bantuin minta izin. Tapi tentu saja tidak semudah itu, aku harus kuat setengah jam mendengar petuah dari abi dan bunda, sampai kuping nya panas.

Satu hal lagi yang bikin tambah seneng, walaupun aku tidak punya perlengkapan naik gunung tapi aku lumayan takjub ketika Tante Ulfa membuka sebuah kamar rahasia miliknya.

Di dalamnya terdapat banyak sekali perlengkapan naik gunung dan dengan senang hati Tante Ulfa menyuruhku memilih sesuai yang aku suka.

"Tante ternyata suka naik gunung juga ya!"

Tante Ulfa malah tertawa sambil mengambilkan barang-barang yang katanya harus aku bawa.

"Alhamdulillah hampir seluruh gunung yang ada di pulau jawa udah Tante lewati, pas udah nikah aja jadi mengurangi karena abinya Yoga gak kasih izin, ya sudah sampai sekarang enggak pernah lagi."

"Seru ya Tante naik gunung?"

"Tante gak bisa gambarin, pokoknya nanti kamu rasain sendiri."

Aku yang masih minim pengalaman naik gunung sangat berterimaksih pada Tante Ulfa karena beliau menyiapkan semua barang yang wajib aku bawa tinggal nambahin baju dan perlengkapan pribadiku lainnya.

Rencananya kita akan berangkat sore Ini habis ashar dan transit dulu baru tengah malamnya berangkat naik. Sayangnya Tiara tidak jadi ikut, dia sejak semalam sakit dan dengan berat hati tidak bisa ikut.

Aku selesai menyiapkan semuanya dan memilih merebahkan diri sebentar sampai waktu sholat dzuhur.

Aku menyentuh hpku dan membuka tutup wa Dito. Ingin rasanya aku kasih kabar tapi pasti dia sudah tahu dari abi. Tapi kenapa ya dia gak ada kirim chat ke aku, biasanya cerewet banget kalau tahu aku mau pergi ke suatu tempat yang gak biasa. Terakhir kali dia mengirimiku pesan dua hari yang lalu.

Ya sudahlah, yang penting izin dan doa dari abi juga bunda.

Tiba waktu keberangkatan, Mas Yoga menaikkan semua barang-barangku ke mobil. Rencananya dari Jogja ada dua mobil dan nanti Mas Satria sama Mbak Mutia akan berangkat dari Semarang.

"Udah siap semua?"

"Siap!!"

"Semangat banget yang mau naik gunung!" Ledek Mas Yoga.

"Haha, namanya juga jarang piknik Mas!"

"Kamu gak pernah bilang sih, biasanya cuma berdiam diri di rumah kalau libur. Aku kira memang gak suka jalan."

"Hehe, belum tahu rasanya piknik, ternyata seru apalagi bareng teman-teman."

Mas Yoga hanya tersenyum karena kita sudah sampai ditempat janjian. Dari kejauhan aku melihat Delta dan yang lain sudah berkumpul.

Aku turun untuk menyapa mereka, Delta juga mengenalkan aku pada Bu Tisa.

"Cantik banget sih kamu Nak! Nemu di mana coba si Delta?"

"Hahaha Kakak bisa aja, Kak Tisa juga cantik."

"Kamu orang pertama yang bilang aku cantik selain orangtuaku, calon suamiku sendiri aja gak mengakui lho kalau aku cantik." Ujar Kak Tisa sambil melirik laki-laki di sampingnya.

Dan selanjutnya dua sejoli ini malah saling ledek, tapi seru sih lihatnya.

"Mobil Bang Syarif penuh dan gue ikut mobil ini."
Seperti biasa Delta dengan sikap songongnya nyelonong begitu saja masuk ke mobil Mas Yoga.

"Siapa yang kasih izin lo masuk mobil gue?" Protes Mas Yoga sambil menarik tas Delta.

"Bang kalau kita gak berangkat sekarang, keburu telat jadwal kita." Balas Delta yang tetap dengan semaunya masuk ke mobil, dan itupun dia langsung duduk di depan. Enggak masalah juga sih, aku malah lebih leluasa duduk di belakang sendiri.

6. Marry Your DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang