Sehabis dzuhur aku baru pulang dari rumah Kakek Hanif. Aku mengendarai motor dengan pelan sambil menikmati perjalanan, rasanya udah lama gak jalan-jalan di sini.
Aku mampir sebentar di pusat jajanan pasar, membeli beberapa makanan yang susah ditemukan di Jogja. Bukan susuh ditemukan sih, mungkin aku aja yang gak pernah muter-muter sekedar menikmati kota Jogja, enggak tau kenapa gak pengen aja. Gak semangat.
Setelah mendapat beberapa makanan aku segera meluncur pulang karena sejak tadi bunda tidak capek menekan nomorku, alhasil hpku bergetar hebat.
Sepuluh menit kemudian alhamdulillah aku mendarat sempurna di rumah. Aku mengambil gambar selfi di depan rumah lalu aku kirimkan ke nomor Dito, tanpa kata apapun. Biarin aja, kalau orang cerdas pasti tahu maksud gambarnya.
Anandito🌹
Alhamdulillah, buruan mandi!Tumben dibalas, biasanya di read doang! Dan tahu banget sih dia kalau aku belum mandi? Memang kakak yang baik.
Aku berhenti berjalan ketika hpku kembali bergetar.
Anandito🌹
Lain kali jangan kirim gambar wajah kamu! Pipi semua!!Astaghfirullah!!
Pengen lempar hpnya, tapi sayang baru beberapa bulan belinya pakai setengah uang jajan lagi.
Di Indonesia kalau larangan itu artinya malah ditantang gitu kan? Semakin dilarang malah semakin penasaran.
Aku selfi dengan berbagai gaya dan di berbagai tempat, lalu sengaja aku kirimkan semua ke Dito. Ada mungkin 9 foto dengan gaya asal-asalan yang aku kirimkan, haha salah sendiri bikin kesel!! Rasain itu, bosen lihat mukaku.
"Assalamualaikum.. Sean pulang!"
Kok sepi sih?
Aku memeriksa semua ruangan yang sekiranya ada tanda-tanda kehidupan tapi kok sepi semuanya, pada kemana?
Bundaku🌹
Kak! Bunda sama abi antar Simbah Malik ke rumah sakit. Simbah putri juga ikut, Alea udah pulang sekolah di jemput Om Arkan, kamu nyusul ke rumah sakit ya!Innalillahi..
Simbah kenapa?
Saat-saat seperti ini aku pengen ngomel pada diri sendiri yang punya kebiasaan buruk. Aku malas mandi pagi jika tidak kuliah atau mandi sesuci. Dan siang menjelang sore ini rencananya baru mau mandi tapi keburu khawatir dengan keadaan Simbah.
Akhirnya dengan kekuatan super kilat aku mandi dan berganti pakaian lalu secepat mungkin meluncur ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit aku menuju UGD, kata bunda tadi Simbah belum dapat kamar inap. Ya Allah berarti sakitnya agak serius karena harus rawat inap.
"Gimana keadaan Simbah, Bi?" Tanyaku sambil mencium tangan abi.
"Simbah gula darahnya naik lagi, makanya tadi lemes langsung kita bawa kesini."
"Astaghfirullah, terus sekarang gimana Bi?"
"Udah turun tadi gula darahnya lagi di jagain sama bunda dan Simbah putri. Masuk sana!"
Aku masuk dan langsung menemukan yang kucari karena kebetulan keadaan sedang sepi.
Alhamdulillah begitu aku datang, Simbah Malik sudah baikan dan bisa tersenyum padaku. Aku pijit-pijit kakinya biar lebih nyaman, walaupun aku tahu itu gak ngefek tapi setidaknya Simbah tahu kalau aku ada di sini buat jagain beliau.
"Bunda telepon Dito tapi gak di angkat, coba kamu hubungi dia lagi."
Aku segera mengambil hp dan menghubungi Dito tapi sama saja tidak ada jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
6. Marry Your Daughter
RandomKetika hati telah tertaut tapi waktu belum mengizinkan hanya satu yang bisa di lakukan.. Mendekatkan diri pada Sang Pemilik Hati... Kisah seorang pemuda bernama Dito yang berusaha kuat membuang rasa untuk adik angkatnya karena merasa tak pantas. Dia...