Setelah dari kampus Dito aku tidak langsung menuju kamar rawat Simbah melainkan ke masjid rumah sakit dulu untuk sholat maghrib. Setelahnya aku membuka aplikasi quran di hpku, ngaji sebentar sambil menunggu waktu isya.
Tadi juga bertemu abi dan bunda yang mau pulang antar Simbah Putri, nanti rencananya abi akan kesini lagi bantuin jaga Simbah.
Selesai adzan isya aku langsung sholat dan segera menuju kamar Simbah, rasanya segera ingin melihat keadaan Simbah.
"Makasih ya Vi, ngerepotin jadinya!"
Aku masih berhenti di depan pintu. Sepertinya Dito tidak sendiri. Aku mengucapkan salam dan segera masuk.
Butuh beberapa detik untuk kembali menormalkan ekspresiku yang semula kaget dengan kehadiran wanita yang tadi bersama Dito di masjid.
Sebisa mungkin aku tersenyum dan mengangguk padanya dan dibalas senyum ramah olehnya.
Wanita itu pindah posisi di sebelah Dito dan membuat satu sisi bed Simbah kosong. Aku langsung mendekati Simbah dan bertanya perkembangan keadaannya.
Aku terus menjaga kestabilan ekspresi dan hatiku, mencoba tidak peduli pada Dito yang sejak tadi diam saja bahkan melihatku pun tidak. Dia malah mengajak wanita tadi duduk di sofa dan mulai mengobrol, seakan tidak ada aku di sana.
Ah peduli amat!!
Aku mengalihkan perhatian pada Simbah, membantunya mencari posisi ternyaman untuk tidur. Setelah sekian lama akhirnya Simbah bisa tidur, dan tinggalah aku sendiri diantara dua manusia yang sedang asyik ngobrol itu.
Dito benar-benar tidak berniat menyapaku apalagi mengenalkan aku pada temannya itu. Marahkah dia? Tapi marah kenapa? Karena aku tidak kasih tahu tentang Simbah?
Yang salah siapa coba? Yang gak angkat teleponku siapa? Hah?? Kesel gue!!
Astaghfirullah...
Benar-benar Awakward moment ini, rasanya mau berdiri kok sulit banget. Aku gak tau harus melakukan apa, kedua orang itu juga asyik banget ngobrol tanpa berniat mengajakku terlibat.
Alhamdulillah, tidak lama kemudian abi datang bersama Alfa. Kemana aja adikku ini, daritadi kok baru kelihatan?
Dito langsung berdiri mencium tangan abi.
"Kenalin Bi, ini Vivian teman kuliah Dito?"
Jadi namanya Vivian?
Hatiku kenapa nyeri begini ya?
Abi dan Alfa tersenyum dan menangkupkan kedua tangan mereka sambil membalas perkenalan Vivian.
Mereka berdua langsung mendekat ke Simbah. "Simbah Udah minum obat?"
"Udah Bi, tadi sebelum tidur."
"Alhamdulillah, biarin tidur aja. Sebentar lagi pasti dibangunin perawat untuk dicek gula. Kamu pulang aja sama Alfa biar Abi yang temani Dito di sini!"
"Katanya tadi Alfa Bi yang suruh nginep di sini?" sahut Alfa
"Gak apa-apa, simbah masih butuh perhatian lebih kalau yang nunggu kalian berdua pasti cuma banyak ngoroknya!"
Alfa hanya bisa nyengir dan menggaruk kepalanya yang aku yakin gak gatal. Memang sih, Dito sama Alfa itu duet yang fenomenal apalagi soal main game dan tidur.
Akhirnya aku dan Alfa pulang bersamaan dengan Vivian yang juga pamit. Kita berempat jalan bareng ke arah parkiran. Bukan berempat eh, bertiga maksudnya karena yang benar adalah aku jalan sendiri di belakang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
6. Marry Your Daughter
SonstigesKetika hati telah tertaut tapi waktu belum mengizinkan hanya satu yang bisa di lakukan.. Mendekatkan diri pada Sang Pemilik Hati... Kisah seorang pemuda bernama Dito yang berusaha kuat membuang rasa untuk adik angkatnya karena merasa tak pantas. Dia...